JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Selama Januari 2023, Erick Thohir, Menteri BUMN sudah wara-wiri mengunjungi pabrik minyak makan merah di Deli Serdang dan Langkat, Sumatera Utara. Kedatangan Erick Thohir ini memastikan pabrik mulai dapat beroperasi tahun ini dan memastikan kebutuhan minyak makan merah masyarakat dapat terpenuhi.
Pada 6 Januari 2023, Menteri Erick juga mengunjungi proyek minyak makan merah di Deli Serdang, didampingi Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani. Pada kunjungan itu, ia meninjau progres pembangunan pabrik minyak makan merah yang tengah digarap oleh Holding Perkebunan Nusantara (PTPN Group). Di Sumatera Utara terdapat tiga pabrik dengan kapasitas 10 ton minyak goreng per hari yang sedang dikerjakan, yakni di Kabupaten Deli Serdang, Langkat, dan Asahan.
Pada kunjungan itu, Menteri Erick menyampaikan pembangunan pabrik minyak makan merah itu ditargetkan akan beroperasi pada awal tahun ini. Percepatan pengoperasian dilakukan untuk merespons kebutuhan minyak goreng sehat bagi masyarakat.
Ia menambahkan produksi minyak makan merah dapat mendorong ekonomi rakyat lantaran produksinya bekerja sama dengan koperasi petani sawit. “Kita ingin mendorong ekonomi rakyat, petani. Jangan petani posisinya selalu menjadi objek. Kita mulai percayakan kepada rakyat kita bagaimana mengelola sumberdaya alamnya,” tambah Menteri Erick.
“Untuk itu, kami melakukan terobosan untuk mendirikan pabrik minyak sawit merah per 1.000 hektar lahan. Adapun untuk pemasaran, akan membantu membuka pasar ekspor seperti ke China hingga Afrika,” ujar pria pria kelahiran Jakarta ini.
Dr. Gulat ME Manurung, Ketua Umum DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) berharap kedepannya untuk kebutuhan minyak goreng domestik supaya diserahkan ke koperasi sawit.
Diakui Gulat minyak makan merah dari aspek kesehatan jauh lebih baik dibandingkan minyak goreng biasa. Bahkan Malaysia, komoditas ini masuk menjadi salah satu produk ekspor ke negara-negara Eropa dan China.
Sebagai informasi, inovasi minyak makan merah merupakan terobosan produk hilirisasi kelapa sawit yang teknologinya dikembangkan dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) dan PT Riset Perkebunan Nusantara (RPN). Keduanya anak usaha Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero). Minyak makan merah menjadi salah satu solusi efektif untuk mengatasi persoalan minyak goreng, seperti harga yang tinggi hingga langkanya ketersediaan.
Kepala Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) M Edwin Syahputra Lubis, mengungkapkan bahwa inovasi teknologi yang dilakukan PPKS bersama PT Riset Perkebunan Nusantara, dapat menghasilkan sekitar 500 kg minyak makan merah per jam.
“Minyak makan merah yang merupakan produk turunan dari minyak kelapa sawit memiliki nutrisi berupa fitonutrein (karoten dan vitamin E) yang tinggi serta kualitas asam lemak yang sangat baik bagi kesehatan,” ujar Edwin.