JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Rencana pemerintah mewujudkan program minyak makan merah akan dimulai tahun ini. Terbang dari Jakarta ke Medan, Menteri BUMN Erick Thohir meninjau perkembangan pembangunan tiga pabrik minyak makan merah yang difasilitasi Holding PTPN di Deli Serdang, Sumatera Utara.
Pengembangan minyak makan merah ditujukan membantu masalah stunting sesuai arahan Presiden Joko Widodo. Presiden Jokowi dalam arahannya menekankan bahwa target angka prevalensi stunting di tahun 2024 yakni di bawah 14 persen harus tercapai.
Menteri BUMN Erick Thohir berharap agar proyek percontohan di Sumatera Utara ini dapat diterapkan di provinsi lain di seluruh Indonesia.
“BUMN siap memfasilitasi proyek rintisan produksi minyak makan merah ini. Kita juga akan bantu pemasarannya hingga ke luar negeri seperti China dan Afrika,” kata Erick dalam keterangan tertulis.
Tidak hanya bicara bisnis, Menteri Erick menjelaskan proyek minyak makan merah dilakukan untuk mengatasi persoalan minyak makan yang selama ini selalu terjadi, akan bisa menjadi salah satu solusi.
“Minyak makan merah ini juga mengandung Vitamin A dan E, yang bermanfaat mengatasi stunting yaitu gangguan pertumbuhan anak akibat kekurangan gizi. Nah kawan-kawan media sudah mendengar tadi, makanya tidak harus putih yang menarik, tapi yang agak gelap pun ternyata cukup baik juga,” kata Erick.
Meski sama-sama berasal dari minyak kelapa sawit, hasil penelitian oleh Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) menemukan minyak makan merah lebih sehat dibanding minyak makan biasa karena tidak melewati proses bleaching. Dengan begitu, warna merah buah sawit tetap dipertahankan karena di sanalah terkandung karotenoid dan fitonutrien yang kaya provitamin A dan vitamin E.
Kandungan provitamin A dapat menggantikan suplementasi vitamin A yang antara lain dapat mencegah stunting (kekerdilan) pada anak. Ini lantaran kombinasi karoten dan tokotrienol di dalamnya berperan aktif dalam meningkatkan imunitas tubuh dan menekan infeksi saluran pencernaan sehingga metabolisme gizi yang diasup anak dapat terserap maksimum.
Selain itu, komposisi asam lemak pada minyak makan merah juga berperan dalam pembentukan dan perkembangan otak, sistem regulasi hormon pertumbuhan, dan metabolisme anak.
Dibandingkan dengan minyak sawit mentah dalam bentuk Virgin Palm Oil (VPO), komposisi asam lemak jenuh Minyak Makan Merah lebih rendah dibanding VPO. “Banyak yang belum tahu keunggulan minyak makan merah. Bahkan minyak ini, kata sebuah riset, mampu menekan kolesterol,” ujar Erick.
Di sisi lain, Menteri BUMN berharap, proyek ini bisa berjalan dengan baik dan diharapkan bisa menjadi contoh untuk kemudian dikembangkan ke seluruh tanah air. Jika ini berhasil, maka bukan hanya petani kelapa sawit yang diuntungkan tetapi juga seluruh rakyat Indonesia. ” Karena kepentingan rakyat lah yang menjadi tujuan utama kita yang telah diberi tanggungjawab untuk meningkatkan kesejahteraannya,” ujar Erick Tohir.