JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Sejumlah elemen masyarakat mendirikan Komunitas Pecinta Sawit di Aula Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara (USU) pada Kamis, 25 Februari 2016.
Komunitas yang berasal dari praktisi, akademisi, pegiat sosial dan elemen lainnya ini bertujuan memperluas pengetahuan tentang kelapa sawit kepada publik. “Selain itu, terbentuknya komunitas ini berusaha mengajak semua orang dapat bersama-sama memperhatikan industri sawit di tanah air,” kata Erwin Masrul Harahap, Koordinator Komunitas Pecinta Sawit di Jakarta, pada Kamis (25/2) dalam siaran pers yang diterima redaksi SAWIT INDONESIA.
Menurutnya, semakin luas publik memperhatikan industri kelapa sawit akan berdampak pada kemajuan dan perkembangan ekonomi di Indonesia. Mengingat, Indonesia adalah produsen kelapa sawit terbesar di dunia.
Lebih lanjut, menurutnya, setiap wilayah diberikan kecocokan masing-masing untuk menanam. Di Indonesia, kecocokannya untuk menanam kelapa sawit, sehingga sejak keberadaan sawit pada 1911 atau sekitar 100-an tahun silam, kualitas sawit di Indonesia menjadi yang terbaik di dunia mengalahkan daerah asalnya Afrika.
“Sawit ini merupakan anugeran dan rahmat dari Tuhan yang diberikan kepada masyarakat di Indonesia. Maka dari itu dengan niat menyebarkan pengetahuan tentang kelapa sawit beserta turunannya, maka kami deklarasikan komunitas pecinta sawit,” katanya.
Komunitas Pecinta Sawit memiliki tag line Palm Oil for Prosperity (Kelapa Sawit untuk Kemakmuran). Dapat dilihat saat ini, jumlah luas lahan kelapa sawit di Indonesia mencapai 11 juta hektare, pada 2020 diperkirakan akanmenjadi 20 juta hektare. Sebab, kelapa sawit mampu menjadi penopang perekonomian tanah air dan kemakmuran bangsa.
Adapun acara pendeklarasian Komunitas tersebut diisi dengan bedah buku Mitos vs Fakta Industri Minyak Sawit dalam Isu Sosial, Ekonomi dan Lingkungan Global. Sejumlah pembicara yang hadir seperti Tungkot Sipayung (Penulis Buku), Abdul Rauf (Akademisi) dan Timbas Prasad Ginting, Tokoh Masyarakat Medan. (Ferrika)