JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Komoditas unggulan Indonesia, kelapa sawit (CPO) kinerja ekspornya tercatat mengalami penurunan pada September 2023. Secara bulanan ekspor CPO turun 23,35 persen dan secara tahunan (yoy) 23,54 persen.
Plt. BPS, Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan kontribusi CPO dalam ekspor non migas sendiri mencapai 9,50 persen atau senilai US$1,85 miliar pada September 2023. Angka ini turun dibanding Agustus 2023 sebesar US$2,40 miliar dan September 2022 sebesar US$2,41 miliar.
“Penurunan nilai ekspor juga terjadi pada komoditas kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) sebesar 23,35% (mtm) dan 23,54% (yoy),” ujar Amalia dalam jumpa persnya, Senin (16/10/2023) .
Dia menambahkan penurunan ekspor CPO tersebut juga diiringi sejumlah komoditas unggulan lain seperti batu bara dan besi-baja yang memberikan share 32,86% terhadap nilai ekspor nonmigas pada September 2023. Nilai ekspor batu bara turun 2,19% (mtm) dan turun 47,04% (yoy).
Adapun batu bara memberikan kontribusi sebanyak 11,39% terhadap nilai ekspor nonmigas. Amalia menyebut penurunan nilai ekspor batu bara disebabkan oleh penurunan harga. Sementara itu volume ekspor batu bara justru naik 2,76% (mtm).
Amalia menjelaskan nilai ekspor komoditas besi dan baja sendiri mengalami kenaikan nilai ekspor baik secara bulanan maupun tahunan. Nilai ekspor besi baja naik 3,51% (mtm) dan naik 8,82% (yoy). Amalia mengatakan kenaikan nilai ekspor besi dan baja lebih didorong oleh kenaikan harga di pasar global.
Adapun Amalia menyebut peningkatan pangsa ekspor nonmigas terbesar hanya terjadi dengan China. Pada September 2022 pangsa ekspor nonmigas ke China sebesar 26,16% (yoy), kemudian pada September 2023 naik menjadi 26,72% (yoy).
“Sementara itu, ekspor nonmigas Indonesia ke dua kawasan utama, Asean dan Uni Eropa mengalami penurunan secara tahunan,” kata Amalia.
Pada September 2023 total nilai ekspor nonmigas ke Asean mencapai US$3,49 miliar, dengan pangsa sebesar 18,02%. Sementara untuk ke Uni Eropa mencapai US$1,33 miliar dengan pangsa sebesar 6,88%. Berbanding September 2022, pangsa ekspor nonmigas ke Asean mencapai 19.6% dan ke Uni Eropa mencapai 7,66%. “Di mana nilai ekspor nonmigas ke dua kawasan ini, yaitu Asean dan Uni Eropa lebih rendah dibandingkan dengan September tahun lalu,” ujarnya.
Sebagaimana diketahui, BPS mencatat total nilai ekspor pada September 2023 sebesar US$20,76 miliar atau turun 5,63% (month-to-month/mtm) dibandingkan Agustus 2023. Adapun secara sektor, ekspor migas pada September 2023 tercatat US$1,4 miliar atau naik 6,54% (mtm) dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara ekspor nonmigas mengalami penurunan 6,41% dengan nilai ekspor US$19,35 miliar.
Penulis : Indra Gunawan