JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Perusahaan kelapa sawit mengerem ekspansinya pada tahun ini. Alokasi belanja modal dihemat akibat harga CPO yang masih lunglai. Harry Nadir, Direktur Keuangan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk, mengatakan manajemen sudah berkomitmen menjalankan strategi akuisisi perkebunan sawit yang sudah tertanam dan berusia muda. Lokasi penanaman berada di Kalimantan Tengah dari landbank perusahaan.
Dilanjutkan Harry, capital structure (struktur permodalan) perseroan masih baik untuk meningkatkan atau menambah luas lahan perkebunan sawit melalui strategi akuisisi. Alokasi belanja yang disiapkan untuk akusisi sebesar US$ 40 juta-US$ 45 juta (atau sekitar Rp 556 miliar-Rp 625,5 miliar dengan kurs Rp 13.900).
“Prioritas kami penanaman lahan. Tidak ada rencana pembangunan pabrik sawit,” ujar Harry kepada SAWIT INDONESIA.
Sementara itu, PT Eagle High Plantations Tbk membuat rencana penambahan satu unit pabrik kelapa sawit (PKS) berkapasitas 30 ton per jam di Kalimantan Timur. Rencananya, pabrik kesepuluh ini mulai dibangun pada semester pertama 2016 yang diperkirakan beroperasi pad akhir 2017.
Rudy Suhendra, Sekretaris Perusahaan PT PT Eagle High Plantations Tbk, menyebutkan investasi pembangunan pabrik ini sekitar Rp 140 miliar-Rp 160 miliar. Penambahan pabrik ini dengan pertimbangan emiten berkode BWPT ini punya lahan masih luas di Kalimantan termasuk peningkatan luas lahan menghasilkan. “Itu sebabnya, kami putuskan membangun satu pabrik lagi di Kaltim. Di area ini kami hanya punya satu unit,” jelasnya.
Pada tahun ini, perusahaan akan mengoperasikan dua unit pabrik sawit yang telah dibangun dari tahun lalu.Kapasitas masing-masing pabrik sebesar 45 ton TBS per jam. Lokasi kedua pabrik berada di Kalimantan Barat dan Papua.
Rudy menyebutkan pabrik yang dibangun di Kalimantan Barat bakal selesai akhir kuartal pertama 2016. Untuk PKS di Papua dapat beroperasi pada penghujung akhir tahun ini.Nilai investasi senilai Rp 200 miliar dan Rp 250 miliar.
Setelah kedua unit pabrik ini beroperasi maka jumlah pabrik Eagle High sebanyak 9 unit. Akan ada tambahan kapasitas sebanyak 90 ton TBS per jam sehingga total kapasitas produksi pabrik mencapai 475 ton TBS per jam pada tahun ini.
Sampai tahun 2015, anak usaha Grup Rajawali ini punya 7 unit pabrik sawit berkapasitas 385 ton per jam. Dengan dukungan empat bulking stations termasuk storage mills dengan kapasitas penyimpanan 85.000 metrik ton (MT).
PT Sampoerna Agro Tbk tetap ekspansi pada tahun ini dengan penambahan lahan tertanam dan ada rencana bangun satu unit pabrik sawit. Michael Kesuma, Head Of Investor Relation PT Sampoerna Agro Tbk, mengalokasikan belanja modal antara Rp 500 miliar sampai Rp 1 triliun yang ditujukan untuk semua komoditas antara lain kelapa sawit, sagu dan karet.