Teknologi bukan suatu tujuan tapi cara untuk menyelesaikan semua persoalan yang ada salah satunya terkait dengan pertanian
Berkembangnya teknologi informasi dan digital dijadikan sebagai solusi untuk menyelesaikan persoalan yang ada salah satunya untuk problem pada sektor pertanian. Pernyataan itu, disampaikan oleh Syed Ismail Syah mewakili ITU Indonesia, saat presentasi di acara konferensi internasional kelapa sawit dan lingkungan atau Interantional Conference on Palm Oil and Environment (ICOPE) 2018, pada akhir April lalu, di Bali.
Pada kesempatan itu, Syed Ismail Syah sebagai Information and Communications Technology (ICT) professional menyampaikan teknologi berkelanjutan untuk pertanian namun fokusnya pada strategi, yang bisa digunakan untuk pertanian memanfaatkan teknik komunikasi dan informasi yaitu E-Agriculture Strategy.
Mengawali presentasi di hadapan peserta ICOPE ke-6 yang jumlah mencapai 400 peserta dari 30 negara, Syed menampilkan di slide (layar) fakta-fakta mendasar yang ada di dunia ini. Masih banyaknya orang kelaparan bahkan angkanya mencapai 800 juta orang karena tidak memiliki lahan dan akses pertanian yang terbatas sumber daya, serta ada 1/3 lahan pertanian yang terdegradasi.
Fakta di atas menjadi tanggung jawab bersama dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) ICT dapat dimanfaatkan sebagai cara untuk memudahkan tujuan tersebut. “Terknologi bukan suatu tujuan tapi cara untuk menyelesaikan semua persoalan yang ada. Jadi teknologi bisa menyelesaikan persoalan salah satunya terkait dengan pertanian,” kata Syed.
Selanjutnya, Syed menjelaskan perkembangan teknologi mulai dari 1960 komputer pertama kemudian ada personal computer (PC) dan komputasi digital serta internet. Bagaimana menggunakan teknologi di dalam pertanian untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Bahkan, saat ini sudah ada aplikasi pertanian yang dapat digunakan di smartphone. Sehingga petani dengan mudah mendapatkan informasi, hampir semua informasi bisa diakses jangkauan dan jaringan internet.
Dalam perkembangannya, saat ini teknologi sudah menggunakan jaringan sensor. Pada sektor pertanian atau perkebunan, teknologi informasi dan komunikasi sangat membantu. Kondisi pertanian dan perkebunan yang berada wilayah remote, akan terkendala jika terjadi persoalan. Misalnya terjadi gangguan hama yang sulit dikontrol sehingga membutuhkan teknologi. Salah satunya menggunakan menggunakan drone, GPS dengan presisi yang lebih bagus.
Contoh lain, misalnya pada peternakan sapi. Sapi tersebut dipasang sensor untuk mengetahui penyakit atau perkembangannya. “Jadi E-Agriculture Strategy adalah penggunaan semua teknologi tidak secara terpisah tapi sebagai strategi menyeluruh sehingga bisa mengembangkan, mengevaluasi dan merancang serta inovasi agar pertanian lebih efisien,” jelas Syed Ismail.
Tidak hanya itu, ICT juga dapat digunakan mengontrol atau memonitor akses pertanian, iklim, keamanan pangan serta bisa memberikan informasi bencana. Dan, dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki keamanan pangan dan keterlacakan dengan mobile phone. Berikut ICT dan tren aplikasi pertanian yang sudah berkembang di dunia di antaranya, Data Storange and Analitycs, Sensor Networks, Internet and Broadband, Mobile phone, Salelite, Broadcasting, Computer and Website dan Telephone (interakctive voice respons).