JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Perusahaan Agribisnis terkemuka di dunia, Cargill merilis laporan perdanannya dalam mendukung upaya nirdeforestasi dari rantai pasokannya. Laporan bertajuk Cargill Report on Forest berisikan aksi-aksi yang dilakukan perusahaan dalam kerangka 6 prioritas rantai pasokannya yaitu untuk perkebunan sawit, kedelai di Brazil, dan Paraguay, Kakao di Pantai Gading, Kapas dan Jagung di Zambia, dan Industri pengemasan berbasis serat.
David McLennan, CO dan Chairman Cargill dalam laporan tersebut menyebutkan bahwa upaya mengakhiri deforestasi yang perusahaannya lakukan amat penting dalam menghentikan perubahan iklim.
“Saat ini, kita berada di persimpangan yang penting karena kita bekerja untuk memelihara dan melindungi dunia. Pertanian berkelanjutan harus menjadi bagian dari solusinya,” kata David dalam rilis yang diterima redaksi pada Senin (23/1).
Upaya membangun pertanian yang berkelanjutan oleh Cargill juga diwujudkan dengan membangun kerjasama dengan berbagai mitra global yang melibatkan 148.000 petani. Jumlah tersebut terdiri dari 15.000 petani kedelai skala kecil dan besar di Brazil, 21.000 petani sawit plasma di Indonesia, 1000 petani kedelai di Paraguay, dan 90.000 petani kakao serta koperasi di Afrika Barat.
Selain dengan para petani, Cargill juga telah melakukan Watch Resources and Global Forest Watch guna melakukan analisa dan membuat garis dasar (baseline) bagi pengukuran lahan gundul di lebih dari 2000 lokasi pada 14 negara.
Analisa tersebut akan berguna untuk mengukur perkembangan atas target nirdeforestasi yang dicanangkan Cargill. Proyek ini sendiri membentang seluas 166 juta hektar termasuk 119 juta hektar yang merupakan pohon penutup. Hasil analisa diperkirakan 1,7 juta hektar atau sekitar 1,4 persen merupakan lahan gundul (tree cover loss) pada 2014.
“Pengukuran ini mengilustrasikan konteks bentang darat penggunaan lahan di kawasan sumber Cargill, tetapi hal ini tidak bisa dihubungkan langsung dengan sumber cargill saja. yang terpenting selanjutanya adalah melakukan identifikasi hubungan antara operasi usaha yang dilakukan dan kegundulan yang ada sehingga dapat dilakukan pengembangan solusi untuk melindungi kawasan tersebut,” ujar David.
Dalam rilis tersebut ditambahkan beberapa kebijakan Cargill dalam mendorong upaya nirdeforestasi , misal adlah memperpanjang moratorium kedelai Brazil di Amazon serta implementasi Brazillian Forest Code dan the Rural Environment Registry melalui pelatihan dan edukasi terhadap pemasok serta organisasi lintas sektor. Melalui kebijakan ini kontrak kedelai Cargill di Brazil kini mengharuskan petani untuk memenugi persyaratan Brazil Forest Code.
Ruth Kimmelshue, Cargill Global Leader of Business Operations and Supply Chain mengatakan bahwa sektor swasta dapat memimpin di dalam menciptakan pertanian dan rantai pasok yang berkelanjutan. Tetapi kami tidak dapat melakukannya sendiri.
“Kami ingin bekerjasama dengan pelanggan, pemerintah, LSM dan yang lainnya untuk mengaplikasikan pendekatan terukur serta menyediakan teknologi dan praktek yang dapat memberikan petani alat yang mereka butuhkan untuk menciptakan dunia yang lebih memiliki ketahanan pangan,” pungkasnya. (Anggar Septiadi)