Jakarta, SAWIT INDONESIA – Bill Gates, Taipan terkenal asal Amerika Serikat, sedang mengembangkan inovasi melalui perusahaan C16 untuk mencari alternatif pengganti minyak sawit di masa depan. Sejak 2017, C16 telah mengembangkan produk seperti minyak sawit dari mikroba yang menggunakan proses fermentasi. Masalahnya, Bill Gates mengaitkan minyak sawit dengan kejadian deforestasi dan pembakaran lahan.
Dalam laman Instagram dan linkedin, Bill Gates menulis di statusnya bahwa minyak sawit digunakan oleh setengah dari seluruh produk konsumen di rak-rak supermarket. Namun pemakaian minyak sawit dikatakan Bill berkontribusi dalam perusakan hutan di seluruh dunia dan merusak iklim.
Selanjutnya, Bill mengaitkan inovasi para ilmuwan di C16 Biosciences yang mengembangkan microbial alternatif pengganti minyak sawit. Microbia ini berasal dari ragi yang melalui proses fermentasi bebas emisi. Produk alternatif ini akan dipakai sebagai bahan kandungan kosmetik, bahan pembersih, dan bahkan makanan yang sama efektifnya dengan minyak sawit.
Di dala blognya, gatesnotes menguraikan masalah dengan minyak kelapa sawit bukanlah bagaimana kita menggunakannya, tetapi bagaimana kita mendapatkannya. Hal ini dikarenakan pohon kelapa sawit, jenis palem yang berasal dari Afrika Tengah dan Barat, tidak dapat tumbuh di sembarang tempat.
Justru sebaliknya, pohon kelapa sawit hanya akan tumbuh dengan baik dalam jarak lima sampai sepuluh derajat dari garis khatulistiwa. Akibat dari sawit terjadilah deforestasi hutan di daerah khatulistiwa di seluruh dunia, yang kemudian dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit.
Dalam blognya ini, Bill Gates mengaitkan Indonesia dan Malaysia yang membuat kerusakan hutan sehingga berkontribusi 1,4 persen bagi emisi global-lebih besar dari seluruh negara bagian California dan hampir sama besarnya dengan industri penerbangan di seluruh dunia.
Namun demikian, Bill Gates mengakui minyak kelapa sawit sulit untuk digantikan. Sebab karakter minyak sawit murah, tidak berbau, dan berlimpah. Sementara sebagian besar minyak nabati berbentuk cair pada suhu kamar, minyak kelapa sawit berbentuk semi-padat, lembut, dan mudah dioleskan. Karena berfungsi sebagai pengawet alami, minyak kelapa sawit memiliki masa simpan yang sangat lama.
Karena alasan ini, perusahaan seperti C16 Biosciences bekerja keras mencari alternatif selain minyak kelapa sawit. Meskipun berbeda dengan minyak kelapa sawit konvensional secara kimiawi, minyak C16 mengandung asam lemak yang sama, yang berarti dapat digunakan dalam aplikasi yang sama. Dan minyak ini juga “alami” seperti minyak kelapa sawit-hanya saja ia tumbuh di atas jamur, bukan di atas pohon. Seperti halnya Savor, proses C16 sepenuhnya bebas dari pertanian; “ladang”-nya adalah sebuah laboratorium di tengah kota Manhattan.