JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Anggota Komisi IV DPR RI, Firman Soebagyo merasa heran kosongnya kursi Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) RI selama delapan bulan lamanya. Padahal, sektor perkebunan sangatlah strategis menopang perekonomian nasional dan berkontribusi bagi pemenuhan devisa.
“Ini menunjukkan lemahnya manajemen pemerintahan di kementerian (Kementan) terkait,” ujar Firman saat dihubungi, Kamis (13 Januari 2022).
Ia mengatakan seharusnya kekosongan jabatan eselon I di setiap kementerian sudah bisa dilihat dari jauh hari karena masa jabatan itu ada batas waktunya.
“Artinya kalau manajemen di Kementerian itu bagus harusnya sudah bisa mempersiapkan jauh sebelumnya dengan memperhitungkan berapa lama waktu untuk prosesnya. Sewaktu masa jabatan habis sudah langsung bisa terisi,” jelas legislator kelahiran Pati, Jawa Tengah ini.
Ia mengatakan dirjen perkebunan merupakan jabatan strategis yang sudah ada dan bukan jabatan ataupun direktorat baru.
“Kekosongan yang sudah lama terjadi seperti ini akan menurunkan kinerja di jajaran dan lingkungan direktorat jendral perkebunan itu sendiri, ” pesan Firman.
Menurutnya, perkebunan adalah tulang punggung perekonomian nasional karena salah satu penggali devisa dan penerimaan negara. Seperti sekarang ini banyak masalah yg dihadapi seperti merosotnya produksi sawit akibat rangkaian masalah yang dihadapi mulai iklim, mahalnya pupuk, yang berpotensi menimbulkan rendahnya produksi.
“Di kelapa sawit, petani rakyat masih kesulitan mengikuti peremajaan yang berakibat rendahnya realisasi Peremajaan Sawit Rakyat. Jabatan yang dirangkap jelas tidak efektif sama sekali, ” jelas Firman.
Sebagai informasi, posisi Dirjen Perkebunan dirangkap oleh Ali Jamil, Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian RI.
Sebelumnya, kursi Dirjen Perkebunan dipegang oleh Kasdi Subagyono yang telah dilantik menjadi Sekjen Kementerian Pertanian RI pada 20 Mei 2021.