PT Dharma Satya Nusantara sukses menjaga produktivitas kebun dan kinerjanya pada 2013, sehingga lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Emiten yang lokasi perkebunan sawitnya berada di Kalimantan ini, sangat konsisten menjaga produksi TBS di setiap kuartal pada tahun lalu.
Dalam pandangan Djojo Boentoro, kunci utama bisnis sawit adalah produktivitas tinggi. Bagaimana lulusan Institut Pertanian Bogor tahun 1980 ini, memperkuat produktivitasnya? Berikut ini petikan wawancara tim redaksi SAWIT INDONESIA dengan Djojo Boentoro yang ditemani oleh Timotheus Arifin, salah satu direksi PT Dharma Satya Nusantara Tbk, pada akhir Januari kemarin:
Selamat Pak Djojo, pertumbuhan produksi sawit perusahaan sangatlah baik. Mohon dijelaskan performa produksi sawit perusahaan pada 2013?
Sepanjang tahun lalu, kenaikan produksi CPO didorong oleh meningkatnya kinerja perkebunan kelapa sawit perseroan. Produksi Tandan Buah Segar (TBS) sawit perseroan pada kuartal I hingga IV 2013 berturut-turut mencapai 259.762 ton, 295.807 ton, 329.912 ton, dan 355.336 ton. Total produksi TBS sawit DSN Group meningkat 21,7 persen menjadi 1,24 juta ton pada 2013 dibandingkan tahun sebelumnya berjumlah 1,1 juta ton.
Selain itu, tingkat Oil Extraction Rate (OER) minyak sawit berada di atas 24%. Sementara Free Fatty Acid (FFA) mampu diturunkan menjadi 2,67% pada 2013 daripada tahun sebelumnya berjumlah 2,70%. Sehingga, total produksi CPO perusahaan tumbuh 30,7 persen menjadi 335.730 ton. Jumlah ini meningkat daripada tahun 2012 sebesar 256.971 ton.
Bagaimana cara bapak menjaga tingginya produksi buah sawit, pasti bapak sering berkunjung ke kebun sawit?
Dalam sebulan, beberapa kali saya datang ke kebun. Karena, kalau kebun ini tidak rajin dilihat khawatirnya hasil panen kurang optimal. Indikator kinerja kebun dapat dilihat dari produktivitas yang dihasilkan seperti apa, kalau produktivitasnya jelek nanti kalau kita datang ya pasti keliatan.
Jadi begini, mengelola kebun sawit itu ibarat mengelola sebuah orkestra yang memiliki 50-60 pemain. Kalau satu saja sumbang maka akan rusaklah permainan lagunya, begitupula dengan kelapa sawit. Maka, seluruh aspek kegiatan harus dilakukan bersama-sama dengan harmoni yang tepat. Sebagai contoh, pupuk itu penting atau tidak? Pastinya penting tetapi diganti pupuk jika waktunya kurang pas pada akhirnya akan berdampak lain. Misalkan pupuk diberikan namun lahannya tidak siap karena masih kotor maka akan berpengaruh. Hal seperti ini memang sederhana tetapi kalau dipraktekkan perlu diingat kebun sawit itu terdapat ribuan orang dan memiliki manajerial yang mempunyai beragam kendala. Oleh karena itu, kami menjalankan kebun dengan disiplin tinggi siang-malam.
Dengan produksi CPO yang tinggi, mengapa DSN Grup tidak masuk ke industri hilir sawit?
Dibilang produksinya cukup ya belumlah karena produksi tahun lalu yang berjumlah sekitar 330 ribu-an masih sedikit. Angka ini belum sebanding dengan pemain hilir lain yang produksi CPO dapat di angka satu juta ton lebih. Artinya, kami masih terfokus untuk menjadi pemain di sektor hulu dengan optimalkan penambahan luas lahan.
Kondisi sekarang, pemerintah memperketat kepemilikan lahan perusahaan. Apa strategi yang bapak ambil?
Perusahaan kami mempunyai landbank yang cukup luas, dari situ akan kami optimalkan perluasan lahan dari tahun ke tahun. Penanamannya tahun ini tetap paling besar di Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat dengan target seluas 8.000 hektare. Tahun lalu, kami dapat penanaman baru seluas 9.190 hektare.
Bapak berpengalaman di sektor industri kehutanan, dari pandangan Bapak seperti apa potensi kelapa sawit ini?
Kami mulai masuk sektor perkayuan pada sekitar tahun 1980-an dan masuk ke sawit itu pertengahan tahun 1990. Industri sawit lebih mungkin dikembangkan karena dapat menanam sendiri dan seberapa kemampuan kita menanam sangat bergantung kepada kita sendiri. Untuk sektor kehutanan, kami kesulitan bahan baku sebab tidak memiliki bahan baku sendiri dan bergantung kepada hutan rakyat di pulau jawa.
Dari segi margin profit lebih bagus sawit?
Lebih bagus sawit tetapi dari sisi kapitalnya sawit jauh lebih besar. Sementara dari tingkat pengembalian modal beda-beda sedikit.
Dengan banyaknya tantangan yang dihadapi industri kelapa sawit dari dalam dan luar negeri. Menurut anda, apakah mungkin kelapa sawit ini akan mengalami kelesuan seperti industri kayu?
Saya jawab yang belakang itu tadi, orang memang melihat industri kayu itu memasuk masa sunset. Namun, tidak demikian dengan kami ketika orang masih mencari sumber bahan baku industri kayu di Kalimantan sedangkan kami sudah pindah ke Jawa. Sebenarnya itu tergantung pilihan juga karena industri kayu tanaman rakyat terus tumbuh dari tahun ke tahun.
Sama halnya dengan kelapa sawit yang juga komoditi pasti ada naik turunnya. Tapi kalau kita perhatikan apakah itu kayu, karet, tebu mungkin sudah 50-100 tahun sudah ada dan sampai hari ini masih jalan. Mengapa demikian? Karena soal sumberdaya alam itu tidak ada ujungnya selama populasi manusia terus meningkat.
Di masa mendatang, apakah DSN Grup berencana mengembangkan komoditas lain seperti karet atau tanaman perkebunan lainnya?
Yang jelas begini DSN ini adalah perusahaan yang berbasis industri sumber daya alam, itu definisi kita. Tapi tentunya akan mengarah kepada keberkelanjutan menjadi sustainable energy resources. Kita akan terus mengembangkan diri ke sana. Tapi apakah berkembang ke komoditas lain? Kami katakan kemungkinan selalu ada tapi belum ada rencana untuk saat sekarang.
Dari aspek pembinaan masyarakat, dampak positif apa yang dirasakan masyarakat dari kehadiran industri sawit?
Dalam pandangan saya, sektor kayu itu melibatkan partisipasi masyarakat yang sangat banyak karena mereka terlibat dalam kegiatan penanaman, pemanenan dan pengolahan awal juga beberapa ada yang mereka lakukan. Artinya, benar-benar tercipta ekonomi rakyat. Di perkebunan sawit kami di Kalimantan Timur, dalam satu hari terdapat 700 truk yang beroperasi untuk angkutan buah dan minyak sawit. Truk tersebut bukan punya kita melainkan milik masyarakat dan koperasi. Ini berarti, kelapa sawit akan menciptakan efek multiganda yang sangat besar kepada kelapa sawit.
Perputaran uang di tingkat koperasi petani plasma dapat mencapai Rp 90 miliar per bulan, itu yang di perkebunan sawit kami di Kalimantan Timur.
Kemana fokus penjualan sawit DSN Grup, apakah ke pasar domestik atau luar negeri?
Untuk CPO, kami fokus kepada pasar domestik jadi 100% penjualan ditujukan ke sana. Pembeli minyak sawit kami antara lain Musim Mas dan Wilmar Grup.
Sampai sekarang DSN Grup telah memiliki lima pabrik kelapa sawit dan bertambah dua unit lagi. Lalu seperti apa proyeksi Bapak dalam beberapa tahun mendatang misalkan sampai 2020?
Kalau sampai 2020, kami belum hitung berapa jumlah pabrik sawit yang kami miliki. Tetapi sampai tahun 2015, perusahaan akan memiliki tujuh unit pabrik sawit. Jadi, kami akan mengikuti perkembangan produksi dari buah dari kebun sawit kita. Jadi prinsip 100% buah yang kita hasilkan itu akan diproses di pabrik kita sendiri biasanya kapasitas akan dilebihkan sedikit, jadi dapat menampung buah sawit dari masyarakat.
Apa filosofi Bapak dalam menjalankan bisnis sawit?
Rawatlah tanaman seperti anak sendiri, niscaya akan memberikan hasil lebih kepada kita.