JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Sebagai rangkaian HUT Ke-20 APKASINDO, KUD Subur Makmur dan Koperasi Himpunan Kerukunan Petani Perkebunan (HKP2) menerima langung sertifikat ISPO dari Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian RI, Dr. Kasdi Subagyono. Penyerahan ini diterima langsung oleh Ketua Koperasi HKP2, Purwanto dan Boimin Bendahara KUD Subur Makmur.
Penyerahan sertifikat ini disaksikan juga oleh Jend TNI (Purn) Moeldoko (Ketua Dewan Pembina DPP APKASINDO) dan dihadiri Ir. Gulat ME Manurung, MP, CAPO (Ketua Umum DPP APKASINDO), Rino Afrino, ST, MM (Sekjen DPP APKASINDO), Arifin Lambaga (Presiden Direktur Mutu International), Sunari (Direktur BPDPKS), dan Azis Hidayat (ISPO).
“Selamat kepada para petani sawit yang memperoleh sertifikat ISPO,” ujar Kasdi Subagyono saat menyerahkan sertifikat.
Sebagai informasi, KUD Subur Makmur menjalani program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) seluas 266 hektar. Di salah satu arealnya, Presiden Jokowi mendatangi langsung untuk melakukan penanaman perdana di Kabupaten Rokan Hilir, Riau, pada 9 Mei 2018.

Setahun kemudian, giliran Koperasi HKP2 melakukan peremajaan seluas 221,93 hektar. Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) RI yang juga Ketua Dewan Pembina Apkasindo, Jenderal (Purn) DR Moeldoko melakukan penanaman perdana.
“Saya sangat mengapresiasi semangat Koperasi HKP2 dan Subur Makmur serta Koperasi Panca Jaya yang sebelumnya sudah lebih dahulu meraih ISPO, ini merupakan Kado HUT APKASINDO ke 20. Sebuah kejutan bagi petani kampong. Sebab ketiga Koperasi ini bukan plasma melainkan asli petani kampong. Raihan prestasi ini menjadi penyemangat kepada Petani sawit Indonesia, khususnya swadaya atau dikenal dengan petani kampong,” ujar Gulat ME Manurung.
Gulat mengatakan sangat berharap semua Petani PSR meraih ISPO karena semua persyaratan ISPO terdapat dalam prosedur tahapan PSR. “Ini sudah didesain oleh Ditjenbun dan BPDPKS, jadi ibaratnya tinggal ganti pesawat saja, semua ‘koper dokumen’ sudah lengkap, tinggal pindah ke Pesawat ISPO,” jelasnya.
“Diharapkan juga BPDPKS tetap melanjutkan penganggaran pembiayaan sertifikasi ISPO petani PSR yang luasnya 500 ribu hektare. Biar clear dan tuntas, paling tidak di ISPO tahap 1 dan tahap 2 mungkin sudah bisalah mandiri membiayainya,” harap Gulat.
Sementara itu, Arifin Lambaga menyampaikan dalam pandangan perusahaan kami, keselarasan tatanan masyarakat, lingkungan maupun keberlanjutan usaha merupakan hal mutlak diwujudkan. Melalui sertifikasi ISPO dan RSPO, bukan hanya memberi perhatian pada dimensi ekonominya saja, akan dibangun sistem untuk mencapai hal tersebut. Kelestarian merupakan perjuangan yang terus kami upayakan.
“MUTU International telah membangun kerjasama dengan APKASINDO sejak beberapa waktu yang lalu, guna mewujudkan pengorganisasian yang kuat bagi petani-petani kelapa sawit. Dan melalui sertifikasi bagi usaha yang dijalankan anggota, upaya sistematis itu dapat diwujudkan,” ujarnya.
Saat ini APKASINDO mewadahi petani kelapa sawit yang tersebar di 22 propinsi dan 134 kabupaten/kota, mulai dari Nangroe Aceh Darussalam sampai Provinsi Papua.