JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Menjabat Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III Holding, Elia Massa Manik belajar cepat selama tiga bulan terakhir demi memperbaiki 13 perusahaan perkebunan yang berada dalam pengelolaannya.
Ketika ditanya target Rini Soewandi, Menteri BUMN, kepada dirinya. Elia menjawab singkat: “Sehat.”
Menurut Elia Massa, biaya produksi di PTPN tidak kompetitif karena lebih tinggi 20%-25% dari perusahaan swasta. Jumlah direksi dinilai terlalu gemuk sehingga dipangkas dari lima direktur menjadi tiga direktur di masing-masing perusahaan perkebunan.
Sebelum mengambil keputusan, Elia mengaku banyak belajar dan tukar pendapat dengan para ahli setelah memegang posisi direktur utama. “Sejak diangkat saya banyak belajar, saya panggil teman teman ahli yang di pertanian, baik keuangan dan teknis. Ini untuk memastikan saya tidak salah arah,” katanya.
Dalam pengangkatan direksi baru sejumlah PTPN di Jakarta, Elia meminta mereka supaya peduli kepada tiga aspek. Pertama, apabila ingin melakukan akselerasi perubahan maka bangunlah basis pengetahuan. Mulai dari pemimpin harus senang belajar.
“Jika sebagai pemimpin bisa belajar banyak maka dapat menginspirasi level bawah. Tidak saja sisi teknikal tetapi manajemen. Semua pemimpin harus mulai mengajar dulu,” ujar lulusan Institut Teknologi Bandung ini.
Elia mengingatkan kepada jajaran direksi supaya rajin melihat kondisi kebun. “Kalau bapak-bapak tidak suka turun ke lapangan. Mohon maaf, saya tidak segan-segan dan tidak terlalu lama akan lakukan pergantian sampai mendapatkan hasil terbaik.Dan saya percaya masih banyak potensi,” jelas mantan Bos Elnusa ini.
Aspek kedua, menurut Elia, harus bisa mereformasi diri lebih cepat. Kalau sebelumnya managed knowledge tahapan berikutnya harus managed speed. Artinya harus bisa mereformasi diri sesuai kehandalan yang dimilikinya. “Saya sering katakan transformasi lebih enak ketika duit banyak. Di saat tidak punya duit seperti sekarang akan lebih berat. “
Ketiga, katanya, direksi harus punya nyali dalam membuat keputusan baik ketika sulit dan senang. Direksi diminta mampu membuat keputusan untuk organisasi.
“Tidak perlu loyal kepada saya. I don’t need your respect but i need your respect to institution. Ingat pak, karyawan kita sekarang 139 ribu dari PTPN satu sampai empatbelas. Dan nasibnya, kita yang menentukan, pak. Kalau kita kumpulan manusia pecundang, saya takut nasib mereka akan sangat malang. Tetapi kalau kita bisa bangkit , saya kira bisa memberikan harapan kepada next generation,” pungkasnya. (Qayuum)