PT Volvo Indonesia memberikan solusi tepat kepada sektor perkebunan kelapa sawit untuk memenuhi ekspektasi terhadap produk alat berat khususnya excavator. Solusi ini telah memperhitungkan aspek kelayakan bisnis, spesifikasi dan aftermarket support yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Volvo Construction Equipment juga telah melakukan rangkaian observasi dan riset pasar guna mengetahui keinginan konsumen agar setiap produk yang dikeluarkan dapat terserap pasar secara optimal.
Untuk pasar Indonesia, Volvo Construction Equipment (CE) menawarkan dua jenis produk excavator unggulan, yaitu EC 140BLCM dan EC210B. Keduanya bias digunakan di berbagai aplikasi dan kondisi alam Indonesia. Tipe EC 140BLCM yang berkapasitas 14 ton cocok diaplikasikan sektor agri dan kehutanan, dimana pada umumnya berada di lahan basah atau rawa.Excavator Volvo juga dilengkapi dengan fitur standar yang tidak ditemukan di merek-merek lain.
Tim redaksi SAWIT INDONESIA berkesempatan mewawancarai Dipta Pratangga, Business Manager Volvo Construction Equipment, untuk mengetahui sejauh mana dukungan produk excavator Volvo untuk kegiatan industri sawit nasional. Berikut ini petikan wawancaranya:
Dalam pandangan anda bagaimana peluang dan tantangan yang dihadapi Volvo CE dalam pemasaran produknya ke sektor perkebunan sawit?
Indonesia memiliki potensi besar di sektor pemanfaatan sumber daya alams seperti tambang batubara, hutan tanaman industri dan sawit. Artinya, ada banyak peluang penggunaan alat berat yang terlibat di sector perkebunan. Kami melihat kesempatan itu dengan menawarkan produk yang cocok untuk segmen terkait yang sarat dengan teknologi dengan mengedepankan pendekatan secara personal misalnya dengan pelayanan berupa saran dan rekomendasi alat.
Untuk mengetahui kebutuhan para pelanggan secara mendalam, PT Volvo Indonesia melakukan kunjungan langsung ke lokasi perkebunan dan hutan tanaman industri. Dalam hal ini, kami ingin mengembangkan produk yang dapat terserap oleh pasar, untuk itu kami perlu mengetahui terlebih dahulu kemauan pasar mulai dari faktor teknis dan non-teknis.
Beberapa tantangan di industri ini adalah lokasi kerja yang terpencil/remote area, kualitas bahan bakar akibat sistem distribusi serta kondisi lahan (underfoot condition) berawa.
Volvo CE mempunyai produk excavator untuk mendukung kegiatan sektor perkebunan dan kehutanan. Berdasarkan pengamatan anda, seperti apa kebutuhan excavator yang diinginkan pelaku bisnis?
Berdasarkan kunjungan dan pengamatan yang kami lakukan, kebutuhan excavator di industri sawit umumnya dioperasikan untuk membantu kegiatan pembukaan lahan, pembuatan kanal dan penyiapan infrastruktur. Semua aktivitas ini memanfaatkan excavator sebagai produk yang bersifat multiaplikasi. Di Indonesia, kebutuhan excavator sekitar 70% dari total kebutuhan alat berat. Permintaan excavator yang cukup tinggi ini berasal dari produk excavator kelas 14-20 ton.
Para pelaku bisnis ini mengharapkan unit yang berkualitas, artinya mampu berproduksi tinggi, dapat diandalkan dan tidak mudah rusak, konsumsi bahan bakar rendah. Khususnya di kelas 14 ton, alat harus memiliki ground pressure yang rendah.
Semenjak kapan Volvo CE memasarkan produk excavatornya untuk sektor perkebunan dan hutan tanaman industri?
Brand Volvo Construction Equipment yang mengedepankan elemen kualitas, keamanan dan ramah lingkungan sebagai nilai dasar dari brand ini sebenarnya telah hadir di industri alat berat sejak 180 tahun yang lalu. Tidak hanya Excavator tapi secara bertahap Volvo CE juga menawarkan produk alat berat lainya seperti articulated hauler, wheel loader, motor grader, compactor, dan road machinery. Semua produk tersebut telah cukup lama diperkenalkan di Indonesia untuk mendukung beberapa industri terkait di tanah air .
Sejalan dengan terus meningkatnya permintaan atas excavator untuk industri perkebunan dan hutan tanaman industri, Volvo CE memperkenalkan EC140BLCM di tahun 2011. Sebelumnya EC210B telah diperkenalkan di pertengahan tahun 2000-an.
Dalam memilih excavator, aspek apa saja yang menjadi bahan pertimbangan pembeli?
Apabila diperhatikan sektor sawit dan hutan tanaman industri mempunyai karakter agak mirip yaitu pemilik lahan mempercayakan pekerjaan land clearing (LC) kepada kontraktor. Mereka sendiri berinvestasi excavator untuk pekerjaan infrastruktur. Secara garis besar baik pemilik lahan dan kontraktor menginginkan alat yang memiliki produktivitas tinggi, jarang breakdown (kerusakan yang mengakibatkan alat tidak mampu beroperasi), dan dukungan spare parts maupun servis dari agen agar menghasilkan pengembalian investasi yang besar.
Lebih detail lagi, lahankerja di sektor sawit dan HTI umumnya ada dua jenis yaitu lahan basah dan kering (mineral). Terdapat beberapa daerah di Indonesia dengan lahan rawa yang berarti tidak sembarang alat berat bisa digunakan. Lahan seperti ini membutuhkan alat dengan ground pressure yang rendah agar tidak mudah tenggelam dan mampu beroperasi dengan lincah. Aspek ini diterjemahkan dengan baik di dalam fitur unit Volvo EC140BLCM, dimana unit ini memiliki ground pressure yang rendah dengan drawbar pull yang besar. EC140BLCM juga didukung dengan ukuran undercarriage sekelas EC210, sehingga ground clearance tinggi yang memudahkan alat bekerja di kondisi medan yang ekstrim.
Selain itu untuk menekan biaya operasional, konsumsi bahan bakar juga harus menjadi pertimbangan utama sebelum melakukan investasi. Berdasarkan pengamatan kami, konsumsi bahan bakar berpengaruh ke biaya operasional hingga sebesar 5-10%.
Dari sisi dukungan terhadap pelanggan, Volvo CE menunjuk dua independent dealer yaitu PT Intraco Penta Prima Servis (IPPS) dan PT Indotruck Utama (ITU). Intraco Penta Prima Servis mencakup wilayah Kalimantan, Sulawesi dan Maluku, sedangkan ITU memegang wilayah Sumatera, Jawa, NTT, dan Papua. Dengan strategi ini diharapkan kedua dealer dapat memberikan dukungan terbaik kepada pelanggan dengan menyediakan service dan suku cadang berkualitas.
Faktor kenyamanan bekerja memengaruhi produktivitas bekerja operator alat berat. Sejauh mana produk excavator Volvo mampu memenuhi kebutuhan tersebut?
Sebagai bagian dari komitmen Volvo CE terhadap kualitas, kenyamanan operator menjadi perhatian kami karena kami sadar bahwa salah satu faktor utama pendukung produktivitas adalah kinerja operator. Jika operator nyaman dalam bekerja, secara otomatis produktivitas juga akan meningkat dan menghasilkan profit yang lebih besar.
Seperti yang sempat saya utarakan sebelumnya kondisi cuaca Indonesia yang cukup ekstrim merupakan tantangan tersendiri buat para pekerja di sektor HTI dan sawit. Oleh karenaitu ruang kabin operator di excavator Volvo telah dilengkapi dengan air conditioner. Selain itu, tempat duduk operator juga dilengkapi suspensi khusus agar operator bisa bekerja nyaman dalam waktu yang lebih lama.
Untuk aplikasi perkebunan sawit, Volvo EC140BLCM dan EC210 juga dilengkapi dengan full logging guard untuk memberikan perlindungan ekstra terhadap operator dan alat.
Pengguna excavator sangat memperhatikan konsumsi bahan bakar karena tingginya harga solar industri. Apakah konsumsi bahan bakar excavator Volvo lebih hemat?
Konsumsi bahan bakar merupakan salah satu kontributor terbesar biaya operasional. Akan tetapi pelanggan juga memahami bahwa konsumsi bahan bakar dipengaruhi oleh tingkatan dan medan kerja. Semakin ringan pekerjaannya, konsumsi bahan bakar akan semakin rendah.
Baik EC140 dan EC210 dilengkapi dengan berbagaipilihan mode kerja : Idle (I), Fine (F), general (G), High (H) dan Powerful (P). Mode kerja yang sering digunakan adalah mode G dan H. Berdasarkan rangkaian test yang telah kami lakukan, konsumsi bahan bakar EC 140BLCM pada mode tersebut adalah 9-12 liter per jam dan 16-18 liter per jam pada EC210B. Kami menganjurkan pelanggan untuk berkonsultasi dengan cabang dealer terdekat mengenai penggunaan mode kerja yang optimal.
Jika kita bandingkan selisih konsumsi bahan bakar kami dengan merek lain di kelasnya, Volvo mampu menghemat penggunaan solar dalam jumlah yang signifikan. Ini semua berkat teknologi engine Volvo yang memungkinkan engine mencapai torsi optimum pada putaran mesin yang rendah. Ini adalah komitmen Volvo yang senantiasa mengembangkan engine yang hemat bahan bakar.
Apalagi dengan dukungan teknologi telematics yang telah menjadi standar di EC140-BLCM dan EC210, pemilik alat tidak perlu repot-repot ke lokasi untuk men-check konsumsi bahan bakar secara aktual. Pelanggan cukup mengakses website yang telah disediakan. Di Volvo, teknologi ini dinamakan Care Track. Fitur ini standar di semua Excavator, Articulated hauler dan Wheel Loader. Dengan fitur ini, tidak hanya konsumsi bahan bakar yang bias dilihat tetapi juga kesehatan alat, jam kerja serta lokasi alat. Pelanggan Volvo gratis berlangganan Care Track selama tiga tahun.
Bagaimana upaya Volvo CE membangun kepercayaan konsumen terhadap produknya?
Kami betul-betul memanfaatkan teknologi Care Track untuk membantu pelanggan memonitor kesehatan alat. Di beberapa cabang ITU dan IPPS, mereka memiliki fasilitas care Track center yang siap membantu pelanggan memonitor dan menginformasikan kondisi terkini alat kepada pemilik alat.
Hal ini ditambah dengan sistem distribusi spare part secara online dan teknisi berkompeten di masing-masing cabang. Kami juga menyediakan skema garansi yang fleksibel atas semua produk kami.
Ke depan, layanan kepada konsumen semakin kuat dengan akan hadirnya Indonesia Call Center. Layanan ini akan menjadi sarana bagi para pelanggan untuk mendapatkan dukungan Volvo CE kapanpun dan dimanapun dia berada. (Qayuum Amri)