PEKANBARU, SAWIT INDONESIA – DPP APKASINDO (Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia) dan DPW APKASINDO Riau bersama BEM se-Riau yang kali ini diwakili oleh BEM Universitas Riau(Unri) mengadakan Sawit Goes to Campus di Gedung M.Diah, FKIP Universitas Riau, Rabu (25 Oktober 2023). Kegiatan ini berisi promosi sawit melalui talkshow dan Pemilihan Bujang Dara Sawit yang diikuti mahasiswa serta mahasiswi di provinsi Riau.
Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) mendukung penuh Sawit Goes To Campus yang membawa pesan positif dan informatif kelapa sawit bagi generasi milenial khususnya mahasiswa.
Kegiatan talkshow yang bertemakan “Sawit Membangun Negeri” akan diisi oleh narasumber kompeten dan beken di industri kelapa sawit. Presiden Mahasiswa Universitas Riau Khairul Basar mengapresiasi Sawit Goes To Campus yang didukung BPDPKS serta APKASINDO karena akan memberikan banyak pengetahuan baru kepada Mahasiswa.
“Senang sekali rasanya, diakhir masa kepemimpinan saya sebagai Presiden Mahasiswa UNRI, bisa terlaksana kegiatan Sawit Goes To Campus yang luar biasa ini. Harapannya dengan dilaksanakannya kegiatan ini, pengetahuan mahasiswa yang awalnya masih abu-abu tentang sawit bisa menjadi agen-agen dari Bapak/Ibu Stakeholders dalam melawan kampanye negatif sawit”, kata Khairul Basar.
Sekretaris Jenderal DPP APKASINDO, Dr. Rino Afrino, ST.,MM yang didampingi KH Suher Ketua DPW APKASINDO Riau menerangkan, bahwa tujuan awal mengapa dilaksanakannya kegiatan ini adalah untuk memberikan informasi-informasi yang selama ini “bola tanggung” diterima oleh para Mahasiswa tentang sawit. Dalam kondisi ini maka sangat mudah dipengaruhi oleh issu-issu yang justru membangun image negative tentang sawit.
“Tidak sedikit NGO merekrut mahasiswa untuk menjadi garda terdepan untuk menyampaikan hal yang sifatnya hoax tentang sawit dan sampai saat ini pekerjaan seperti itu tergolong berhasil sesuai dengan tujuan NGO tersebut,” urainya.
“Kami petani sawit bersepakat bahwa masih banyak pekerjaan rumah untuk memperkokoh keseimbangan tiga dimensi sawit, namun bukan berarti meminggirkan peranan penting ekonomi, sosial dan keberlanjutan lingkungan yang sudah sangat menonjol selama ini. Faktanya ekonomi Riau, 38% digendong oleh ekonomi hulu-hilir sawit,” kata Rino.
Rino sepakat dengan pernyataan Presiden Mahasiswa Universitas Riau. Menurutnya semua pihak kita perlu meluruskan informasin yang selama ini salah diterima oleh mahasiswa. Kita masuk ke kampus bukan tanpa alasan.
“Kita tahu LSM/NGO di luar sana sangat senang dengan mahasiswa, maka untuk mencegah hal tersebut atau paling tidak memberikan informasi yang seimbang tentang sawit dengan penjelasan yang mudah diterima dan dengan model kekinian,” ucapnya
Di Sawit Goes To Campus ini, panitia menyediakan doorprize menarik dengan menampilkan pembawa acara Presenter cantik TvOne yang diterbangkan langsung dari Ibukota.
Ada juga games dengan hadiah produk berbahan sawit disetiap sesi, terpasang kamera 360’ dipojok ruangan yang pastinya bisa menjadi tempat para peserta mengabadikan momen dan juga ada band yang semakin membuat acara ini semakin semarak.
Ketua Umum DPP APKASINDO, Dr. Gulat ME Manurung, MP.,C.IMA, yang sedang berada Yogyakarta dalam rangka pengenalan “sawit baik” mengatakan bahwa sawit itu adalah kita, Indonesia dan dunia menikmati.
“Anda bisa bayangkan jika sawit tidak ada, maka akan ada deforestasi hutan seluas 10 kali luas perkebunan sawit saat ini 16,38 juta hektar, karena sawit itu dalam menghasilkan minyak nabati 10 kali lebih efisien dari tanaman minyak nabati lainnya” ujarnya.
Gulat mengatakan kampanye negatif sawit selama ini tidak lain dan tidak bukan hanya sekedar politik dagang, terkhusus dari 27 negara yang tergabung dalam Uni Eropa, karena negara-negara UE ini adalah produsen minyak nabati selain sawit. Andai kata sawit bisa tumbuh di Eropa, pasti akan lain ceritanya.
“Sudah sangat sewajarnya semua elemen masyarakat Indonesia bahu membahu mempromosikan sawit baik, karena ekonomi Indonesia sangat tergantung dengan hulu-hilir sawit dan multiplayer efeknya yang cukup tinggi mencapai 2,04 di saat tanaman lain hanya berkisar 1,0-1,2,” jelasnya.
Kontribusi sawit tahun 2022 sebesar US$50 milliar atau sekitar Rp750 Triliun, jauh diatas devisa negara yang berasal dari parawisata, migas, TKI, batu bara yang hanya berkisar Rp 100 triliun – Rp 200 triliun.
Untuk memperkokoh sawit Indonesia, Presiden Jokowi tahun 2015 telah mendirikan BPDPKS yang fungsinya sangat komplit. BPDPKS berfungsi melakukan Pungutan Ekspor (levy), mengelola levy dan menyalurkan. Sebab dana pungutan ini bukan APBN, berbeda dengan Bea Keluar (BK) yang memang diperuntukkan untuk APBN.
Enam Fungsi dari BPDPKS itu antara lain yang cukup familiar adalah program sarana prasarana, kampanye/advokasi sawit baik, riset, SDM Petani dan sampai saat ini tupoksi BPDPKS sudah sangat dirasakan elemen masyarakat Indonesia.
“Untuk itu kami mengundang semua civitas akademika yang ada diseluruh perguruan tinggi di Riau untuk hadir menyaksikan acara yang spesial dan afirmatif ini,” kata Rino.