JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Kementerian Perdagangan berupaya meningkatkan ekspor Indonesia ke pasar global salah satunya yaitu Rusia. Dalam Misi Dagang yang dipimpin oleh Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita pada 3-5 Agustus 2017, sejumlah agenda telah dipersiapkan guna membangun hubungan perdagangan Indonesia-Rusia.
Secara khusus, Misi Dagang ke Rusia ini juga dilakukan sebagai upaya diplomasi minyak kelapa sawit berkelanjutan Indonesia. Upaya ini telah dimulai sejak kunjungan Presiden Jokowi ke Rusia tahun lalu untuk meningkatkan ekspor kelapa sawit berkelanjutan.
“Strategi pertumbuhan Indonesia selalu memperhitungkan komitmen Pemerintah Indonesia
terhadap lingkungan. Indonesia jelas mendukung ekspor kelapa sawit berkelanjutan,” tegas Menteri Enggartiasto dalam siaran persnya pada Kamis (3/8/2017).
Menteri Enggar juga menekankan perlunya meningkatkan persepsi yang lebih positif terhadap kelapa sawit dari Indonesia. Ini dimaksudkan agar importir dan industri di Rusia dapat secara langsung memperoleh pemahaman yang lebih menyeluruh mengenai perkembangan industri sawit Indonesia dan potensi kerja sama dengan industri Rusia. Selain memperkuat kerja sama perdagangan dan investasi yang telah dibangun sejak lebih dari 65 tahun silam, rangkaian kegiatan Misi Dagang Rusia juga dilakukan melalui Forum Bisnis Kelapa Sawit, Forum Bisnis Indonesia-Rusia, one-on-one business matching, serta kunjungan ke Paviliun Indonesia di Food City.
Langkah ini dilakukan agar lebih fokus dan terarah dalam mencari mitra dagang atau peluang bisnis. Beberapa kesepakatan di antara para pelaku usaha dan asosiasi kedua negara juga akan ditandatangani dan menandai jalinan kuat kerja sama perdagangan IndonesiaRusia.
Dalam lawatan ini pula, Mendag menegaskan bakal menindaklanjuti rencana imbal dagang dengan perusahaan Rusia, Rostec, yang ingin melakukan barter pesawat Sukhoi SU-35 dengan karet Indonesia.
“Rencana imbal dagang ini sudah hampir final. Namun kami masih menawarkan produk Indonesia
lainnya untuk diekspor ke Rusia selain karet yang mereka minta,” jelas Mendag Enggar.
Mendag juga berharap dapat mempercepat terbentuknya Indonesia-Russia Preferential Trade
Agreement (PTA) dan Indonesia-Eurasia FTA agar dapat mendorong perdagangan yang seimbang dengan Rusia dan negara-negara di kawasan Eurasia.
Negara yang dipimpin oleh Presiden Vladimir Putin ini berperan penting dalam hubungan dagang Indonesia. Rusia menjadi pintu gerbang produk Indonesia ke zona Uni Ekonomi Eurasia, yang terdiri dari Rusia, Belarus, Kazakhstan, Armenia, dan Kyrgyzstan. Rusia juga merupakan pasar nontradisional terbesar untuk produk dan jasa layanan Indonesia di Eropa Tengah dan Timur.
Tahun lalu, perdagangan antara Indonesia dan Rusia mencapai USD 2,11 miliar, dengan Indonesia menikmati surplus sebesar USD 411 juta. Nilai perdagangan tersebut mengalami kenaikan yang signifikan bila dibandingkan dengan nilai pada 2015 sebesar USD 1,9 miliar. Ekspor nonmigas Indonesia ke Rusia tumbuh sebesar 8,5% dalam lima tahun terakhir dengan nilai ekspor pada tahun 2016 sebesar USD 1,3 miliar. Pada periode Januari-Mei 2017, total perdagangan Indonesia-Rusia juga mengalami peningkatan sebesar 54,43% bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu dengan nilai perdagangan sebesar USD 1,12 miliar. Indonesia surplus USD 77,45 juta dengan nilai ekspor sebesar USD 599,97 juta dan nilai ekspor sebesar USD 522,52 juta. Produk ekspor utama Indonesia ke Rusia antara lain kelapa sawit dan turunannya, kopi, karet, minyak kelapa, dan coklat.
Dalam rangkaian kunjungannya ke Rusia, Mendag Enggar juga dijadwalkan membuka Festival Indonesia secara resmi pada 4 Agustus 2017 petang waktu setempat di Hermitage Garden, Moskow, Rusia. Festival Indonesia diselenggarakan sebagai rangkaian kegiatan perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-72. Festival Indonesia kali ini merupakan yang kedua kalinya diselenggarakan di Rusia dan merupakan ajang promosi Trade, Tourism and Investment (TTI) serta sosial budaya. Festival ini diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Moskow bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pariwisata.
Sumber foto: Facebook Timbas Ginting