JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Kunjungan delegasi parlemen Uni Eropa ke Indonesia dinilai untuk mencari pembenaran terhadap resolusi yang mereka keluarkan.
Hal ini diungkapkan Tungkot Sipayung, Direktur PASPI, yang menegaskan kedatangan delegasi parlemen Uni Eropa hanyalah ingin mencari pembenaran untuk menerapkan usulan resolusi. Ini terbukti kedatangan delegasi yang bertemu sejumlah LSM anti sawit.
“Bertemu dgn LSM anti sawit tentu hak mereka karena LSM anti sawitlah yang sampaikan tuduhan negatif kepada mereka selama ini dan peliharaan mereka,” jelas Tungkot melalui layanan pesan singkat.
Menurut Tungkot, Kalau mau objektif delegasi tersebut sebaiknya mempelajari dulu kebijakan tata ruang dan kehutanan di Indonesia. “Mereka bisa tanyakan ke pemerintah. Juga kunjungi perkebunan sawit korporasi dan sawit rakyat,” ujar Doktor Lulusan IPB ini.
Seperti diberitakan sebelumnya, delegasi Eropa akan berkunjung ke Indonesia dari 21-24 Mei salah satu agenda mereka adalah mendatangi perkebunan sawit serta berdialog dengan pemerintah, DPR, asosiasi, dan LSM.
Tungkot menyatakan sebenarnya tidak elok mereka membuat tuduhan dulu baru cari pembenaran. Jadi, parlemen ini sudah melakukan framing bahwa sawit itu buruk. Itu sebabnya dengan framing tadi mereka mencari hanyalah pembenaran terhadap tuduhannya.
Kementerian Luar Negeri menyebutkan resolusi Parlemen Uni Eropa terkait produk sawit bakal diputuskan oleh Komisi Eropa pada pertengahan tahun 2017.
“Tim pengusung resolusi itu sudah menjanjikan ke parlemen bahwa paling lambat Juli akan disahkan. Untuk itu, pasti mereka tidak mencari kebenaran komprehensifnya ,” tuturnya.