JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Asian Agri melanjutkan pendampingan kepada petani plasma dan swadaya dalam membangun kemitraan terbaik sampai tahun 2025. Manajemen perusahaan menyebutkan program kemitraan lebih strategis daripada memperluas lahan baru.
“Saat ini tidak mudah membuka lahan baru (perusahaan). Persyaratannya ketat. Kami memilih melanjutkan kemitraan dengan petani,” kata Direktur Asian Agri Freddy Widjaya, pada Selasa (6/6/2017).
Freddy menyebutkan perusahaan berkomitmen membangun mitra dengan petani plasma dan swadaya karena persoalan keterbatasan lahan sementara produksi harus jalan terus.
Komitmen Asian Agri diwujudkan dalam proyeksi kemitraan sampai 2025. Pada 2018, Asian Agri berencana menggandeng 60.000 hektare petani plasma dan 40.000 hektare petani swadaya sehingga jumlah mereka mencapai 100.000 hektare
Luas lahan kemitraan Asian Agri dengan petani plasma mencapai 60.000 ha dan petani swadaya 24.500 ha pada tahun ini. Asian Agri telah meluncurkan program One to One Commitmen pada April 2017
Supaya produksi tetap bagus, menurut Freddy Wijaya, perusahaan membantu pembinaan dan bantuan terhadap kelompok tani plasma dan swadaya
Rafles, petani swadaya dari Jambi, mengakui bantuan teknis dari Asian Agri sangat membantu anggota kelompok taninya yang tergabung dalam KUD Barokah.
“Kami mendapatkan bantuan persiapan replanting dari perusahaan. Direncanakan kebun kami mulai diremajakan pada 2020,” ujarnya.
Freddy menyebutkan petani plasma Asian Agri telah mencapai 100% bersertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), sebelumnya tahun 2014 sudah meraih 100% sertifikasi International Sustainability & Carbon Certification (ISCC). Selanjutnya pada April 2017petani swadaya mitra Asian Agri menerima sertifikat Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) pertama di Indonesia.