Presiden Joko Widodo (Jokowi) menandatangani tugu plasma nutfah sawit sebagai upaya menunjukkan komitmen terhadap industri kelapa sawit. Sawit yang bermula dari tanaman hias menjadi penopang ekonomi Indonesia.
Kepala Kebun Raya Bogor Didik Widiatmoko, mengatakan plasma nuftah sawit sebagai nenek moyang sawit yang ditanam di Kebun Raya Bogor merupakan tanaman adaptif.
Sawit bisa dibudidayakan dimana saja termasuk pada lahan semak belukar, gambut serta kawasan terdegradasi.”Di habitat asalnya, sawit merupakan tanaman yang tumbuh di lahan basah.”
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menandatangani tugu prasasti plasma nutfah kelapa sawit di Kebun Raya Bogor, Minggu (11 Maret 2018). Penandatanganan prasasti ini menjadi bukti komitmen pemerintah terhadap industri kelapa sawit di masa depan.
Hadir dalam kegiatan ini antara lain Siti Nurbaya (Menteri LHK), Teten Masduki (Koordinator Staf Khusus Presiden RI), Prof. Dr. Bambang Subiyanto (Plt Kepala LIPI), Joko Supriyono (Ketua Umum GAPKI), Joefly Bahroeny (Ketua Dewan Pembina GAPKI), Mustafa Daulay ( Ketua Bidang Pemasaran Luar Negeri GAPKI), Danang Giriwardana (Direktur GAPKI), Timbas Ginting (GAPKI Sumut), dan Hasril Siregar (Direktur PPKS).
Joko Supriyono, Ketua Umum GAPKI, menyebutkan bahwa kehadiran Presiden Jokowi dalam penandatanganan prasasti plasma nutfah sawit mempunyai pesan bahwa adanya komitmen kuat pemerintah terhadap industri kelapa sawit.
“Kami juga mengapresiasi surat Presiden (Jokowi) kepada Presiden Uni Eropa dan ketua Parlemen Uni Eropa, yang menyatakan keberatan dan protes keras tindakan Uni Eropa berkaitan dengan kelapa sawit,”kata Joko Supriyono.
Joko menambahkan prasasti ini juga mengingatkan generasi muda terhadap sejarah kelapa sawit yang dimulai dari Kebun Raya Bogor. Pengembangan kelapa sawit di Indonesia dimulai dengan penanaman empat plasma nutfah Dura Deli pada 1848.
“Kami ingin Kebun Raya Bogor menjadi tempat untuk mengingatkan sejarah tersebut. Makanya, kami dukung dengan pembuatan tugu prasasti kelapa sawit. Lalu, kami telah menanam sejumlah koleksi plasma nutfah sebagai upaya membantu kegiatan penelitian di Indonesia,” tambahnya.
Keberhasilan pemuliaan bibit unggul tidak terlepas dari peran empat bibit dura yang diintroduksi dan ditanaman di Kebun Raya Bogor. Hasril Hasan Siregar, Direktur Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) menjelaskan bahwa bibit kelapa sawit unggulan salah satunya Dura Deli. Dura Deli merupakan keturunan langsung generasi ke-4 dari plasma nutfah yang ditanam di Kebun Raya Bogor pada 1848.