Jakarta, SAWIT INDONESIA – PT Pulau Subur Tbk menargetkan kenaikan pendapatan di tahun ini sebesar 85% menjadi Rp 110 miliar dari perkiraan pendapatan di sepanjang 2023 yang sebesar Rp 59,58 miliar. Upaya meningkatkan pendapatan dilakukan melakui peningkatan kinerja anak usahanya PT Sumber Enim Alam Lestari.
Direktur Utama PT Pulau Subur Tbk Felix Safei menjelaskan bahwa penambahan modal kepada anak usaha PTPS, PT Sumber Enim Alam Lestari diperkirakan dapat mendongkrak produktivitas perseroan di 2024 sebesar 22% menjadi 32,8 ribu metrik ton.
PT Sumber Enim Alam Lestari mengelola perkebunan sawit seluas 300 hektare dengan usia tanaman sekitar 4-5 tahun, sehingga total area perkebunan PTPS mencapai 1.215 hektare dan rata-rata hasil produksi sebanyak 27 metrik ton per hektare.
Manajemen PT Pulau Subur Tbk berharap kenaikan pendapatan ini dapat mengerek pertumbuhan laba bersih hingga 41% sepanjang 2024. Laba bersih perseroan 2024 akan bertumbuh secara eksponensial sebesar 41% menjadi Rp 34,68 miliar dibandingkan capaian sepanjang 2023 yang diperkirakan sebesar Rp 24,59 miliar.
Saat ini, emiten berkode PTPS ini masih mengandalkan sumber pendapatan dari penjualanTandan Buah Segar (TBS) sawit. Pasalnya, perusahaan yang terpusat di Sumatera Selatan belum memiliki pabrik kelapa sawit.
Felix mengatakan rencana pembangunan pabrik sawit baru dijalankan tahun depan. Kapasitas pabrik sawit ini sebesar 15 metrik ton TBS/jam dan dapat ditingkatkan menjadi 30 metrik ton TBS/jam. Pembangunan pabrik sawit ini dapat meningkatkan nilai tambah bagi produk TBS perusahaan.
Selain itu, perusahaan memproyeksikan EBITDA di 2024 bisa bertumbuh 42% menjadi Rp 45,9 miliar. Sementara itu, EBITDA untuk tahun buku 2025 diperkirakan bakal melonjak 29% menjadi Rp 58,9 miliar, setelah beroperasinya pabrik sawit baru pada 2025.
Pada 2024, PT Pulau Subur Tbk memproyeksikan kenaikan produksi TBS sawitnya menjadi 32.800 metrik ton.
Merujuk prospektus perusahaan, emiten berkode PTPS ini memiliki lahan perkebunan sawit seluas 1.205,52 Ha terdiri dari lahan berstatus HGU 882,58 Ha dan APH (Akta Pengoperan Hak) 322,94 Ha. Kendati telah berjalan hampir dua dekade, perusahaan ini belum memiliki pabrik sawit. Itu sebabnya, perusahaan mengandalkan pendapatan dari jualan Tandan Buah Segar (TBS) sawit.
Jumlah produksi TBS yang dihasilkan sampai 2022 mencapai 30.059 ton. Perusahaan menyebutkan luas lahan Tanaman Menghasilkan (TM) 995,75 Ha (94,89%). Komposisi untuk luas tanaman mature usia 10-14 tahun sekira 303,63 hektare. Tanaman usia di atas 15 tahun sudah 428,67 hektare.