JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Harga Crude Palm Oil (CPO) kembali mencetak rekor dalam perdagangan kontrak berjangka di Bursa Malaysia Derivatives. Pada penutupan, kontrak berjangka bulan Maret, harga CPO mencapai RM8,163 per ton atau naik RM712 per ton. Begitupun kontrak April naik menjadi RM7,435 per ton.
Dirangkum dari analisis sejumlah pengamat komoditas bahwa konflik Rusia dan Ukraina membawa kepanikan bagi pasar minyak nabati dunia. Di India, kalangan pembeli mengkhawatirkan ketidakpastian pasokan minyak bunga matahari dari Ukraina. Akhirnya, mereka beralih ke minyak sawit mentah dari Malaysia untuk memenuhi permintaan menjelang Ramadhan selama sebulan yang dimulai pada awal April.
Vivek Pathak, managing director of India-based trading house Athena Tradewinds, mengatakan dari datanya hingga 28 Februari lalu, dari 500 ribu metrik ton minyak bunga matahari yang dikapalkan dari Ukraina. Ternyata baru terealisasi sekitar 450 ribu ton sampai Maret . Setiap bulan, permintaan minyak bunga matahari oleh India sekitar 250 ribu metrik ton.
Akibat dari konflik Rusia-Ukraina, sejumlah sumber mengatakan pembeli saat ini belum mengajukan pesanan baru untuk minyak bunga matahari dari Ukraina. Dengan pertimbangan, pasokan sebelumnya belum dapat diketahui perkembangannya semenjak serangan Rusia pada 24 Februari lalu.
“Kepanikan ini terutama di India mengakibatkan pembeli mencari untuk menutupi minyak dari sumber lain dan harga yang diminta,” ujar Vivek seperti dilansir dari Platt.
Ketatnya pasokan minyak sawit di pasar dunia inilah yang berdampak kepada tingginya harga. Malaysia adalah eksportir terbesar kedua, tetapi kekurangan pekerja selama pandemi membatasi produksi. Harga minyak sawit di pasar berjangka Malaysia telah meningkat 76% sejak awal tahun ini, menurut data S&P Global.