YOGYAKARTA, SAWIT INDONESIA – Pertemuan Pejabat Tinggi (Senior Official Meeting/SOM) Dewan Negara negara Produsen Minyak Sawit (Council of Palm Oil Producing Countries/CPOPC) dilaksanakan pada 15 September 2022 dalam format hybrid di Yogyakarta, Indonesia. Salah satu hasil pertemuan ini adalah CPOPC juga akan melibatkan negara-negara anggota UE dalam upaya mendapatkan pengakuan atas sertifikasi keberlanjutan nasional termasuk Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) dan Malaysian Sustainable Palm Oil (MSPO).
Pertemuan dipimpin oleh Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Dr. Musdhalifah Machmud, dan Deputi Sekretaris Jenderal (Perkebunan dan Komoditas), Kementerian Perkebunan dan Komoditas Malaysia, YBhg. Dato’ Mad Zaidi bin Mohd Karli.
Melalui sambutan pembukanya, Dr. Musdhalifah Machmud menekankan pentingnya kelapa sawit bagi sosial, ekonomi, dan lingkungan dan peran CPOPC dalam mengatasi tantangan industri ini, serta memberikan kontribusi yang lebih berarti pada pemulihan global yang kuat, inklosif, dan berkelanjutan.
YBhg Dato’ Mad Zaidi Mohd Karli menyatakan pentingnya bagi CPOPC mendapatkan negara produsen minyak sawit lain sebagai anggota tetap untuk memperkuat perannya dalam menjaga sektor kelapa sawit. CPOPC juga harus mempertimbangkan aksi-aksi yang tidak seperti biasanya seperti melibatkan lembaga swadaya masyarakat dan pemengaruh sosial berbasis kuat untuk kampanye positif dan gaung yang berdampak.
Pertemuan juga dihadiri oleh perwakilan pejabat tinggi negara-negara pengamat yaitu Colombia, Ghana, Honduras, dan Papua New Guinea, dan Sekretaris Jenderal beserta Sekretariat CPOPC. Dalam sambutan pembukanya, para perwakilan negara pengamat memastikan komitmen untuk menjadi anggota penuh secepatnya.
Para pemimpin SOM menekankan pentingnya kerja sama lebih erat diantara negara-negara produsen minyak sawit agar industri ini terus mendapatkan posisi lebih kuat. Krisis minyak nabati yang terjadi belum ini menunjukkan volatilitas pasar dalam permintaan dan penawaran. Hal ini menjadikan para pedagang komoditas ini kembali mengalihkan fokus kepada minyak sawit yang merupakan minyak nabati paling terjangkau dan stok yang mencukupi. CPOPC perlu menggunakan momen ini dalam menghadapi kampanye yang merusak dan kritik keberlanjutan yang tidak akurat dan tanpa dasar terhadap kelapa sawit.
Para pemimpin SOM mencatat perkembangan terkini berkaitan dengan peraturan di Uni Eropa (UE) yang berefek negatif terhadap industri termasuk dampaknya kepada kelompok petani. Pertemuan merancang rencana aksi atas permasalahan tersebut atas pertimbangan kepentingan bersama.
Satu aksi utama adalah melibatkan pemangku kepentingan terkait di Uni Eropa termasuk para pembuat kebijakan, Lembaga Swadaya Masyarakat, perusahaan, dan kelompok konsumen.
Para pemimpin SOM memastikan pentingnya untuk mengfokuskan Kembali peran CPOPC. Lima wilayah fokus dari CPOPC adalah promosi dan advokasi, konsultasi dan kolaborasi, riset dan pengembangan dan pelatihan, kelompok petani, dan keberlanjutan. Untuk itu, CPOPC akan menjadi platform yang menggerakkan langkah maju untuk mengintegrasi, menfasilitasi, dan menjembatani para pemangku kepentingan global atas permasalahan yang menjadi perhatian bersama. CPOCP dapat menjadi pusat gerakan bagi kampanye global minyak sawit dan pelibatan yang melintas batas satu atau dua negara.
CPOPC juga menetapkan satu tinggak capaian penting dalam memperkuat kerangka organisasi mengikuti selesainya proses ratifikasi Protokol untuk Mengubah Piagam CPOPC oleh negara anggota. Hal ini memungkinkan perubahan yang dilakukan untuk diterapkan. Sejumlah 46 klausul yang mencakup 15 ayat telah diubah. Inisiatif untuk mengubah Piagam Penetapan CPOPC mempertimbangkan perlunya dasar kuat untuk arahan ke depan bagi Dewan khususnya dalam menjadikan CPOPC lebih terlihat, relevan, dan efektif.
CPOPC terus mendukung kajian-kajian Riset dan Pengembangan di bawah arahan dan nasihat Komite Sains. Terlebih koordinasi oleh CPOPC membuat optimalisasi sumber daya dan menghindari duplikasi program riset di negaranegara produsen minyak sawit.
Selama Sembilan bulan terakhir, CPOPC telah melaksanakan sejumlah kegiatan yang mempromosikan kebaikan minyak sawit dan menangkal persepsi negatif serta kemunculan isu-isu yang dimunculkan oleh negara-negara konsumen. Sebagai contoh, CPOPC berinisiasi menggelar Konferensi Minyak Nabati Berkelanjutan yang mencakup semua minyak nabati dan digelar untuk pertama kalinya. Kegiatan CPOPC telah memberikan dampak positif seperti menurunnya label ‘tanpa minyak sawit’ di sebagian besar negara konsumen.
Inisiatif CPOPC lainnya adalah penetapan Kerangka Global Prinsip-prinsip untuk Minyak Sawit Berkelanjutan untuk menyelaraskan prinsip dan kriteria dari skema keberlanjutan yang telah ada saat ini.
Pertemuan menyetujui untuk melakukan SOM ke-25 secara berurutan sebelum pelaksanaan Pertemuan Tingkat Menteri ke-11 di Malaysia. Malaysia akan memegang keketuaan CPOPC mulai 1 Januari 2023 dalam satu tahun periode kepemimpinan.