BANGKOK, SAWIT INDONESIA – Kalangan produsen dibuat kesal dengan sikap anggota RSPO yang menempelkan label No Palm Oil – terutama anggota dari kalangan produsen makanan. Pencantuman label ini bertentangan dengan misi RSPO untuk mempromosikan minyak sawit berkelanjutan di pasar global.
“Kami temukan terdapat 489 produk makanan yang memakai label No Palm Oil di banyak negara. Dari jumlah tadi sekitar 32% tergabung menjadi anggota RSPO,” kata Co-chairman RSPO Datuk Carl Bek-Nielsen dalam keterangannya kepada wartawan di RT-14 RSPO, di Bangkok, Kamis (10/11).
Menurut Carl Bek Nielsen, pemakaian label “No Palm Oil” melukai perasaan produsen yang tergabung di RSPO karena tidak sesuai dengan prinsip RSPO. Itu sebabnya, banyak produsen yang enggan bergabung dengan RSPO setelah melihat kebijakan yang diambil anggota RSPO dari sektor konsumen yang memakai label tadi.
Di Indonesia, produk berlabel Palm Oil Free (POF) sempat beredar pada awal tahun ini. Namun setelah menerima laporan dari Masyarakat, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menginstruksikan pencabutan label tersebut dari produk makanan impor.
berdasarkan penelusuran BPOM Rl telah ditemukan produk yang berlabel Palm Oil Free untuk satu item produk Roti Stick Birrini yang diimpor dari Italia. lmportir dan Distributor produk ini adalah CV. Fermanto BevFoods, Jakarta.
Label Palm Oil Free di produk tersebut berbentuk stiker. Ternyata label ini berbeda dengan label yang disetujui pada saat pendaftaran di BPOM Rl dimana tidak mencantumkan klaim “Palm Oil Free”. Dalam hal ini, BPOM tidak pernah menyetujui klaim “Palm Oil Free” pada semua produk pangan. (Qayuum, laporan Anggar Septiadi dari RT-14 RSPO di Bangkok)