JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Menteri Pertanian era Presiden Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri, Bungaran Saragih, meminta program peremajaan (replanting) tanaman sawit untuk petani swadaya segera dikerjakan untuk memperbaiki produktivitas panen mereka. Jika terus ditunda akan berdampak kepada pembangunan ekonomi nasional.
“Karena sebagian besar petani kita adalah petani rakyat. Itu akan menjadi kehilangan buat petani juga pembangunan ekonomi nasional. Yang paling utama dengan meningkatkan produktivitas mereka,” kata Bungaran ketika ditemui reporter Sawit Indonesia di Jakarta, Rabu (23/3).
Dia menjelaskan bahwa program peremajaan tanaman sawit adalah satu upaya meningkatkan produksi sawit nasional dan dunia agar harga jual tidak merosot. Selain itu, kata dia, pemerintah melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Sawit mesti meningkatkan produktivitas dalam hal tenaga kerja dan petani sawit.
“Lantas mau kapan dilaksanakannya (replanting). Saya dengar dananya sampai triliunan. Kalau waktu dan dana nggak jelas, ya bisa dijelaskan terlebih dahululah. Kalau menurut saya jangan menunggu lama-lama. Karena sudah tahu berapa hektar kebun sawit rakyat yang harus diremajakan,” jelas Doktor Bidang Ekonomi North Carolina State University, Amerika Serikat.
Program replanting, kata Bungaran, menghadapi banyak hambatan pada tahun ini. Sampai bulan Maret, BPDP belum punya konsep dan peraturan teknis yang jelas untuk mengatur penggunaan dana replanting ini.
“Saya harapkan BPDP ini menjalankan program jangka panjang terkait bagaimana membantu industri sawit supaya berkelanjutan, supaya tumbuh dan punya asas berkeadilan membantu petani. BPDP jangan hanya memikirkan jangka pendek apalagi hanya menyalurkan uang saja,” kata Bungaran. (Ferrika Lukmana)
sumber foto: ssms.co.id