Selama 30 tahun lamanya, Budiman Rumhorbo malang melintang di dunia perkebunan. Pria kelahiran Medan ini pernah bekerja di perusahaan sawit nasional mulai Sinarmas, Asian Agri, Rajawali Plantation sampai terakhir di CAA Group. “Spesialis saya di bidang adalah Human Resources,”ujar Budiman dalam wawancara di Kantornya yang berlokasi di Kawasan Perkantoran Sahid Sudirman Center, Jakarta Pusat.
Menurut Budiman, saat ini tidak lagi mudah mencari sumber daya manusia yang sesuai kebutuhan perusahaan. Selain karena terus bertambanhnya perluasan lahan kelapa sawit yang membutuhkan banyak tenaga kerja juga Lulusan SLTA/SMK saat ini tidak banyak yang berminat masuk mengambil jurusan Fakultas Pertanian karena kurang berminat bekerja di perkebunan sawit. Penyebab utama yang sering diutarakan adalah lokasi perkebunan jauh dari pusat perkotaan. Padahal penghasilan bekerja di kebun terbilang besar dibandingkan bekerja di perkotaan.
“Masalah SDM ini harus dicarikan solusinya. Karena pasti akan berdampak kepada produktivitas hasil kebun. Mekanisasi belum dapat menjadi solusi utama lantaran biaya produksi masih tinggi,”kata Budiman.
CAA Group baru beroperasi sekitar tahun 2005. Luas lahan tertanam yang dikelola perusahaan lebih dari 30 ribu hektare. Wilayah operasi berada di tiga provinsi: Propinsi Kepri Pulau Bintan, Kalimantan Tengah di Kabupaten Barito Timur serta Kabupaten Pulang Pisau, dan Kalimantan Timur di Kabupaten Paser dan Kabupaten Kutai Timur.
Awal mula perusahaan berkembang dimulai dari Pulau Bintan, Kepulauan Riau. Menurut Budiman, perusahaan men-take over perkebunan karet yang diubah menjadi perkebunan sawit dengan luas sekita 6000 Ha. Pada tahun berikutnya,luas lahan perusahaan terus bertambah. Selain dari penanaman baru. Ditambah pula akuisisi perusahaan yang sudah eksisting.
Sebagai perusahaan yang sedang berkembang, perusahaan memiliki komitmen yang kuat untuk mentaati peraturan perundang-undangan. Penerapan sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) salah satu yang sedang diselesaikan perusahaan. Anak usaha yang dalam proses audit ISPO adalah PT Borneo Ketapang Indah di Barito Timur.
Berikut petikan wawancara tim redaksi dengan Budiman Rumhorbo di kantornya mengenai SDM perkebunan sawit dan perkembangan perusahaan yang terangkum dalam tanya jawab berikut ini:
Bagaimana tanggapan bapak melihat permintaan SDM di perkebunan sawit?
Saya sudah bekerja di perkebunan semenjak 30 tahun lamanya dibidang Human Resources dan menjadi fokus yang saya geluti selama ini. Masalah Sumber Daya Manusia adalah hal yang sangat penting untuk masa depan perusahaan Perkebunan di Indonesia. Selain perkembangan luas areal perkebunan setiap tahun yang terus bertambah, maka harus di imbangi dengan penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang cukup dan berkualitas. Pelatihan dan Innovasi menjadi salah satu upaya perusahaan untuk melatih dan mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan semakin banyaknya luas kebun sawit maka diperlukan SDM yang cukup dan berkualitas. Diharapkan SDM yang ada sekarang mampu meningkatkan keterampilan agar hasil yang dicapai lebih maksimal dengan tujuan produk yang dihasilkan dapat bersaing dipasar global.
Harus diakui tidak banyak lulusan SLTA/SMK saat ini yang berminat melanjutkan pendidikan atau kuliah di fakultas pertanian. Akibatnya, banyak sekali perusahaan perkebunan kian sulit mendapatkan SDM.