Semarang, Sawit Indonesia – Untuk memastikan dan melihat progres penyelenggaraan pendidikan program Beasiswa Sawit 2022, pihak Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Direktorat Jenderal Perkebunan – Kementerian melakukan kunjungan, dalam rangka Monitoring dan Evaluasi (Monev).
Salah satu perguruan tinggi yang dikunjungi Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY – Stiper), yang tengah melaksanakan kegiatan Learning Factory (praktik lapangan), di KP2, Ungaran, Semarang.
Sebagai informasi, AKPY – Stiper Yogyakarta merupakan perguruan tinggi yang bekerjasama dengan BPDPKS – Ditjen Perkebunan dalam pelaksanaan pendidikan program Beasiswa Sawit, yang sudah mendidik mahasiswa/i, jenjang Diploma I sejak 2016 lalu.
Direktur Perlindungan Perkebunan, Ditjen Perkebunan, Kementerian Pertanian, sekaligus PIC program Beasiswa Sawit, Hendratmojo Bagus Hudoro, mengatakan kehadirannya dalam rangka kunjungan untuk Monitoring dan Evaluasi (monev) program beasiswa sawit.
“Kunjungan secara rutin dilakukan sesuai agenda Monev. Untuk melihat pelaksanaan dan progres pendidikan yang ada di perguruan tinggi yang melaksanakan pendidikan program Beasiswa Sawit. Tentu tujuannya untuk melihat secara langsung pendidikan dan pembelajaran yang dijalankan oleh kampus-kampus yang bekerjasama dengan BPDPKS dan Ditjen Perkebunan dalam pelaksanaan pendidikan program Beasiswa Sawit. Dalam hal ini, kami sebagai penanggungjawab program Beasiswa Sawit,” ujarnya saat ditemui usai acara kunjungan Monev, di Ungaran, Semarang, pada Senin (20 Maret 2023).
Selanjutnya, ia menyampaikan pesan untuk mahasiswa/i AKPY – Stiper. “Kalian mendapatkan kesempatan yang baik dalam mengikuti program Beasiswa Sawit. Kami juga menginginkan pendidikan melalui Beasiswa Sawit, tidak hanya mengikuti pendidikan hingga lulus, tetapi kami ingin lulusan Beasiswa Sawit bisa berkarya dari apa yang didapat di kampus untuk kemajuan dan perkembangan perkelapasawitan Indonesia,” pesannya.
“Materi yang sudah didapat selama menempuh pendidikan menjadi bekal untuk bekerja. Jangan hanya menjadi Mandor kalau bisa harus terus ditingkatkan kalau ada kesempatan untuk meningkatkan kompetensinya,” tambah Bagus.
Seperti diketahui, mahasiswa Diploma 1 program Beasiswa Sawit, diperuntukan sebagai supervisor level bawah di kebun sawit yakni Mandor. Yang nanti bisa bekerja di perusahaan maupun perkebunan sawit rakyat.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Divisi Pelayanan BPDPKS, Arfie Thahar mengatakan Monitoring dan Evaluasi rutin dilakukan untuk mengunjungi kampus-kampus yang bekerjasama dengan BPDPKS – Ditjen Perkebunan untuk program Beasiswa Sawit. Monev dilakukan minimal satu tahun sekali di masing-masing kampus.
“Progres penyelenggaraan dan pelaksanaan pendidikan program Beasiswa Sawit di AKPY – Stiper, bagus. “Pemahaman materi terserap dengan baik oleh mahasiswa. Apalagi dengan kegiatan praktik lapangan memudahkan mahasiswa memahami kerja-kerja yang nantinya akan dilakukan di kebun, baik untuk bekal magang di perusahaan perkebunan swasta dan perkebunan rakyat maupun terjun di dunia kerja,” ucapnya.
“Progress itu terlihat ada peningkatan dari awal masuk sampai sekarang, pemahaman materi budidaya dan pembibitan kelapa sawit cukup baik. Dari pertanyaan yang saya ajukan mampu terjawab,” imbuh Arfie.