JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Kampanye minyak sawit sehat perlu diperluas sampai kepada Usaha Kecil, Menengah, dan Koperasi (UKMK) di bidang pangan dan kuliner. Sektor UKMK merupakan konsumen utama produk sawit yang membutuhkan ketersediaan pasokan dan harga terjangkau.
“Saat ini produk turunan sawit sudah mencapai lebih dari 146 jenis. Pengembangan produk turunan sawit merupakan bagian penting dalam upaya memperoleh nilai tambah dari kelapa sawit dan turunannya terus semakin meningkat,” ujar Musdhalifah Machmud, Deputi Bidang Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Ekonomi, saat menjadi pembicara kunci webinar Majalah Sawit Indonesia bertemakan “Kampanye dan Promosi Minyak Sawit Sehat Kepada UKMK”, Sabtu (5 Maret 2022).
Kegiatan Kampanye Minyak Sawit Sehat yang didukung Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDKS) ini merupakan upaya menjalin kemitraan dengan UKMK. Hal ini diungkapkan oleh Eddy Abdurrachman, Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dalam pidato yang dibacakan Achmad Maulizal, Kepala Divisi Perusahaaan BPDPKS.
Dijelaskan Achmad Maulizal bahwa industri kelapa sawit sangat berperan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Indonesia sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia telah menghasilkan berbagai produk jadi untuk kebutuhan makanan seperti minyak goreng, krimer, shortening, margarin, dan cocoa butter substitute.
“Kampanye minyak sawit sehat terus dilakukan melalui jaringan sosial media dengan cara promosi ke masyarakat. Kita mendorong bahwa minyak sawit sehat dan bagus termasuk kepada UKMK,” urainya.
Webinar ini menghadirkan empat pembicara yaitu Mukti Sardjono (Direktur Eksekutif GAPKI), Prof. Erliza Hambali (Inovator Rendang Sawit), Dr. Dase Hunaefi (Dosen IPB University), dan Haji Syamsalis (Pendiri Sabana Fried Chicken).
Haji Syamsalis, Pendiri Sabana Fried Chicken mengakui lebih memilih minyak goreng sawit untuk digunakan dalam produk ayam gorengnya. Bagi UMKM, usaha makanan khususnya gorengan tidak terlepas dari minyak goreng. Sebut saja olive oil/ zaitun, Minyak kelapa/ coconute oil, dan Minyak Goreng sawit. Dari ketiga minyak goreng tersebut minyak goreng sawit paling menguntungkan secara ekonomi.
“Sabana membutuhkan minyak goreng dari sawit lebih dari 100 ton per bulan. Lantaran terjadi persoalan dalam harga minyak goreng, akan membuat pelaku UMKM melakukan penyesuaian. Padahal tren penggunaan minyak goreng untuk Sabana terus meningkat setiap tahunnya,” jelas Syamsalis.
Ia mengharapkan agar pemerintah memberikan subsidi kepada UMKM yang lebih diutamakan. Karena UMKM adalah penopang ekonomi negara saat ini. Jika UMKM melemah ekonomi negara akan melemah. Jika UMKM terbebani maka masyarakat pasti terkena imbasnya.
Link video webinar Kampanye Minyak Sawit Sehat Kepada UKMK: