Dana pungutan CPO tahun ini diperkirakan Rp 10,3 triliun. Menurunnya dana yang dikumpulkan oleh BPDP-KS karena rendahnya harga CPO.
Membuka awal tahun 2017, Bayu Krisnamurthi, Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS), mengumpulkan wartawan dari media cetak dan elektronik. Dalam forum tersebut, Bayu melaporkan penghimpunan dana pungutan sepanjang tahun 2016 yang bersumber pungutan ekspor produk sawit dan turunannya sebesar Rp 11,7 triliun.
“Angka ini lebih tinggi dari target di awal tahun yang kami canangkan sebesar Rp 11 triliun,” jelasnya.
Dijelaskan Bayu bahwa dana sawit dipergunakan untuk mendukung program Biodiesel 20 Persen (B20) di mana Kementerian ESDM telah menyerap 2,7 juta Kl biodiesel pada 2016. Jumlah ini lebih besar daripada tahun 2015 saat ditopang APBN yang berjumlah 1,84 juta Kl.
“Indonesia berhasil meningkatkan pemanfaatan minyak sawit untuk program biodiesel. Biodiesel sawit dicampurkan 20 persen pada setiap solar yang dikonsumsi di dalam negeri,” jelas Bayu.
Program B20 biodiesel tahum lalu berkontribusi mengurangi greenhouse gas emissions (GHG) sekitar 4,49 juta ton barel/hari. Nilai tambah lainnya adalah program B20 juga menciptakan nilai tambah industri Rp 4,4 triliun, penyerapan tenaga kerja 385 ribu orang, serta penghematan devisa dan pengurangan ketergantungan pada bahan bakar fosil senilai US$ 1,1 miliar atau sekitar Rp 14,8 triliun. (
Pada 2016, dana sawit juga dipergunakan untuk membantu petani dan keluarganya dalam hal pendidikan, seperti memberikan pelatihan kepada 2.784 petani sawit dan 723 anak petani sawit. Kemudian, pelatihan 300 SMK pertanian tentang sawit, pelatihan 540 anggota, dan memberikan 330 beasiswa pendidikan D1 dan D3.
(Ulasan lengkap silakan baca Majalah SAWIT INDONESIA Edisi 15 Januari 2016 -15 Februari 2017)