JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Implementasi program biodiesel B15 yang didukung dana pungutan CPO patut diacungi jempol. Dampak positifnya sudah dirasakan pelaku pasar dan harga bergerak ke arah tren positif.
Bayu Krisnamurthi, Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Sawit, mengatakan tren positif harga sudah terjadi semenjak Agustus memang kenaikan harga tidak secara langsung melesat, tetapi cukup konsisten. Sudah ada kenaikan CPO di tiga pasar komoditas dunia antara lain ICDX, MDEX, Rotterdam.
“Ini merupakan perkembangan laporan yang baik dengan penerapan mekanisme B15 yang berjalan sekarang,” jelasnya dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (13/10).
Per September 2015, Pertamina telah menyerap biodiesel bersubsidi sekitar 76 ribu Kl. Bayu menuturkan angka ini belum sesuai ekspektasi karena Pertamina masih dalam proses pipeline dan penyesuaian program B15 terkait subsidi yang dibayarkan dari pungutan CPO.
Dadan Kusdiana, Direktur BPDP Sawit, menyebutkan selisih harga biodiesel yang dibayarkan lembaganya untuk B15 sekitar Rp 200 miliar di mana masih dalam proses. Hingga bulan ini, dana terkumpul dari pungutan ekspor CPO dan produk turunan mencapai Rp 3,3 triliun.
“Sekarang sistem sudah siap dan seluruh regulasi telah terbit termasuk pajak. Karena sudah ada aturan dari Ditjen Pajak,” kata Dadan kepada SAWIT INDONESIA.
Tahun depan, BPDP diperkirakan akan mengumpulkan dana pungutan hingga Rp 9,5 triliun. Bayu Krisnamurthi, optimis harga CPO akan bergerak positif pasca penerapan program B15 yang ditingkatkan menjadi B20 pada Januari 216. Dengan begitu, badan usaha pemegang izin penjualan ritel solar wajib mencampur solar dengan biodiesel sebesar 20% untuk produk yang mereka jual.
“Pemerintah sudah menetapkan bahwa solar kepada PLN masuk kepada skema dana BPDP sawit. Artinya, ini perkembangan baik terhadap harga CPO dan pengurangan impor solar,” tambahnya.
Bayu mengatakan harga CPO sudah menunjukkan tren positif pada Oktober 2015 ini sempat menyentuh level US$ 600 per ton,
Dalam rilisnya, GAPKI mencatat sepanjang September harga CPO global bergerak di kisaran US$ 500 – US$ 580 per metrik ton. Selama tiga pekan harga stagnan di kisaran US$ 500 – US$ 520 per metrik ton. Harga baru mulai bergeliat pada pekan terakhir September yang mencapai US$ 580 per metrik ton di akhir bulan sebagai hasil dari spekulasi El Nino yang menguat dan produksi yang menurun serta sentimen positif dimana Pertamina mulai membeli biodiesel dari produsen.
Fadhil Hasan, Direktur Eksekutif GAPKI, mengharapkan sentimen positif ini terus berlanjut dimana dapat dilihat harga CPO global terus bergerak naik sepekan pertama pada Oktober ini yang bergerak di kisaran US$ 580 – US$ 595 per metrik ton. GAPKI terus mendorong Pertamina untuk menyerap biodiesel lebih banyak lagi, diyakini pasar global akan bereaksi jika pasokan berkurang dan tentunya harga CPO akan naik karena permintaan meningkat sementara barang langka di pasar.
GAPKI memperkirakan harga harian CPO sampai akhir Oktober akan bergerak di kisaran US$ 570 – US$ 600 per metrik ton dengan harapan Pertamina tetap pada komitmen untuk terus menyerap biodiesel.