JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) telah mengucurkan dana untuk program riset sekitar Rp 108 miliar semenjak 2015 hingga tahun ini. Dana ini telah menghasilkan 173 kontrak penelitian sawit, 158 publikasi ilmiah nasional dan internasional, 40 paten, dan 5 buku.
“Program riset ini dimanfaatkan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan yang disusun berdasarkan data dan bidang keilmuan,” kata Dono Boestami, Direktur Utama BPDP-KS dalam kegiatan Pekan Riset Sawit Indonesia, Kamis (1 Jumat 2019).
Kegiatan Pekan Riset Sawit Indonesia 2019 berlangsung pada 1-2 Agustus 2019 di Jakarta. Tahun ini, kegiatan menampilkan riset yang dapat menjawab berbagai persoalan yang dihadapi pelaku sawit di Indonesia. Semenjak 2015, BPDP-KS telah bekerja sama dengan lebih dari 25 perguruan tinggi negeri dan swasta, 15 lembaga penelitian non-perguruan tinggi, 501 peneliti senior, serta 256 mahasiswa.
Dono ingin meningkatkan level penelitian dan pengembangan menjadi berskala internasional. “Kami telah dan akan terus menjajaki kemungkinan untuk berkerja sama dengan berbagai lembaga penelitian dan universitas terpandang di dunia untuk memberikan nilai tambah bagi kegiatan riset sektor sawit Indonesia,” kata Dono.
BPDPKS memprioritaskan dana riset untuk sejumlah tujuan. Pertama, yakni mendorong penguatan pengembangan dan peningkatan pemberdayaan perkebunan dan industri sawit yang saling bersinergi di sektor hulu dan hilir.
Kedua, konsolidasi data luas lahan, produktivitas kebun, pabrik kelapa sawit, dan petani sawit bersama dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan kementrian/lembaga terkait. Penelitian tersebut membantu penyusunan kebijakan perbaikan tata niaga tandan buah segar (TBS) dan peningkatan SDM perkebunan rakyat, serta pengembangan strategi diplomasi sawit internasional.
Ketiga, pengembangan pasar domestik melalui penggunaan bahan bakar nabati berbasis sawit. Penggunaan energi akan diarahkan untuk seluruh moda transportasi termasuk penerbangan.
Menko Perekonomian RI, Darmin Nasution, memberikan beberapa pesan kepada Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS). Menurutnya, badan yang dipimpin oleh Dono Boestami ini perlu lebih cermat dalam memilih isu yang perlu diriset.
“Sebetulnya memang banyak sekali yang perlu diteliti. Tapi, ada riset yang bisa dilakukan oleh perusahaan besar sawit, ada juga yang bisa dilakukan oleh PT RPN (Riset Perkebunan Nusantara). Misal terkait bagaimana melahirkan benih yang mampu memberikan produktivitas tinggi atau mengenai produksi turunan. BPDP-KS tidak perlu masuk ke area itu. Optimalkan area lain,” tutur Darmin.
Ia pun menjelaskan bahwa Pemerintah telah menggulirkan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) untuk meningkatkan produktivitas kelapa sawit, khususnya bagi pekebun swadaya. Dalam hubungannya dengan riset, satu hal yang perlu menjadi perhatian adalah pemanfaatan limbah batang sawit hasil peremajaan.
Darmin berharap, program riset sawit ini tidak sekedar menjadi rutinitas, namun bisa lebih terarah sekaligus berfokus pada isu yang memberikan dampak signifikan dan berkesinambungan.
“Jangan hanya jadi program rutin. Bukunya banyak, tapi hanya bisa mengisi lemari, bukan memberikan khazanah pengetahuan kita. Buatlah ekosistem dan mekanisme yang matang sehingga makin jelas apa yang mau diteliti, berikut kerangka dan metodenya,” pungkasnya.