Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) memberikan dukungan kepada petani sawit yang membangun UMKM untuk meningkatkan kesejahteraan dan menggerakkan perekonomian lokal. Beragam produk dihasilkan mulai dari kerajinan limbah, gula aren, dan sabun pencuci tangan.
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sawit terus tumbuh baik yang berada di sekitar perkebunan dan provinsi sentra kelapa sawit. Di tengah pandemi, pelaku usaha UMKM sawit mampu bertahan untuk mengembangkan produk dan usaha. Beragam produk bermunculan mulai dari hand sanitizer, sabun cair (liquid soap), suplemen minyak sawit merah, gula merah, dan kerajinan limbah sawit.
“Perkebunan merupakan subsektor pertanian yang mampu bertahan di masa pandemi. Komoditi sawit merupakan sektor paling tangguh dan menjadi penolong perekonomian Indonesia,” ujar Asisten Deputi Pertanian dan Perkebunan, Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan UMKM, Dewi Syarlen dalam Dialog Webinar UMKM Sawit Sesi I bertemakan “Peluang dan Tantangan UMKM Sawit di Era New Normal”, Jumat, (7 Agustus 2020).
Dialog ini diselenggarakan Majalah Sawit Indonesia bekerjasama dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS). Hadir pembicara lainnya yaitu M. Ferrian (Plt. Direktur Kemitraan BPDP-KS), Rino Afrino (Sekjen DPP APKASINDO), Prof. Erliza Hambali (Guru Besar IPB/Pengelola UMKM Hand Sanitizer Berbahan sawit), Sofyan Daulay (Pengelola UMKM Gula Merah Sawit), dan Suhendrik (Pengelola UMKM Mie Minyak Sawit Merah).
Di saat kondisi pandemi belum usai, Kementerian Koperasi dan UKM RI telah menyiapkan sejumlah langkah untuk menjaga keberlangsungan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah termasuk di sektor sawit. Apalagi dari 67 juta UMKM di Indonesia, terdapat 5,6 persen merupakan UMKM di sektor pertanian. Dewi menjelaskan terdapat tiga lagkah yang dilakukan Kementerian untuk menjaga keberlanjutan UMKM.
Pertama adalah Bantuan langsung Tunai (BLT) yang diberikan pada UMKM aktif berdasarkan by name by address. Jumlah bantuan sebesar Rp 2,4 juta/UMKM kepada 12 juta UMKM di Indonesia. Kedua, pelatihan online meningkatkan kapasitas produksi UMKM. Terakhir, menjalankan standarisasi dan sertifikasi produk diberikan pada UMKM yang sesuai dengan komoditasnya masing-masing agar produknya memiliki daya saing tinggi.
BPDP-KS juga memiliki program membantu pemberdayaan petani melalui UMKM. Muhammad Ferian, Plt. Direktur Kemitraan BPDP-KS menyebutkan bahwa petani dan kelompok tani menjadi poin penting dalam grand design penguatan industri sawit. “Pertimbangannya sangat jelas, petani beserta kelembagaan mereka merupakan kunci sukses dalam industri sawit,” ujar Muhammad Ferian.
Dalam upaya peningkatan kesejahteraan petani, dikatakan Ferian, petani dapat diarahkan kepada sektor UMKM. Sebab UMKM ini bersifat usaha yang produktif untuk peningkatan pendapat petani melalui penciptaan nilai tambah produk sawit (minyak dan biomasa). Selain itu, format kelembagaan UMKM dapat digunakan untuk meningkatkan posisi tawar yang optimal dan akses langsung kepada pasar.
(Selengkapnya dapat di baca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 106)