JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Kelapa sawit siap menyalurkan dana untuk pembiayaan selisih kurang Harga Indeks Pasar (HIP) minyak solar dengan HIP Bahan Bakar Nabati (BBN) jenis Biodiesel pada periode tersebut, kepada 20 produsen jenis biodesel yang telah ditetapkan sebagai penyalur biodiesel ke PT. Pertamina (Persero) dan PT. AKR Corporindo.
Penyaluran itu sudah sesuai penetapan Badan Usaha BBN dan alokasi besaran volume biodiesel untuk periode Periode Nopember 2017 – April 2018, untuk pengadaan bahan bakar nabati jenis biodiesel. Sebagaimana keputusan Menteri ESDM pada surat bernomor 3756 K/10/MEM/2017.
Dengan rata-rata besaran insentif dana biodiesel selama tahun 2017 (Jan – Oktober) sebesar Rp. 4.054 per liter, diperkirakan kebutuhan dana untuk alokasi besaran volume periode ke-5 sebesar 1.407.778 KL, adalah sebesar 5,7 triliun.
“Pembiayaan pengadaan biodiesel ini adalah bagian dari komitmen pemerintah untuk mendukung pembangunan industri sawit yang berkelanjutan. Sekaligus mendorong peningkatan diversifikasi energi, terutama pemanfaatan energi terbarukan, seperti biodiesel,” kata Dono Boestami, Direktur Utama BPDP Kelapa Sawit, dalam rilis yang diterima pada Kamis (16/11).
Saat ini, BPDP Kelapa Sawit bersama pihak produsen biodiesel sedang memproses kelengkapan administrasi untuk penandatanganan perjanjian pembiayaan pengadaan bahan bakar nabati jenis biodiesel periode Nopember 2017 – April 2018. Hal ini sesuai amanat Peraturan Menteri ESDM nomor 26 tahun 2016 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati Jenis Biodiesel dalam Kerangka Pembiayaan oleh BPDP Kelapa Sawit.
“Hari ini, kami mengumumkan bahwa setelah penetapan BU BBN dan alokasi besaran volume biodiesel dan prinsipnya kami siap menyalurkan dana untuk pembiayaan selisih kurang Harga Indeks Pasar (HIP) minyak solar dengan HIP BBN jenis Biodiesel pada periode tersebut.” jelas dia.
Menurut Dono, perjanjian pembiayaan ini merupakan bentuk komitmen pemerintah untuk mendukung pembangunan industri sawit yang berkelanjutan sekaligus mendorong peningkatan diversifikasi energi.
“Terkait dengan penyaluran kali ini, kami bersama dengan Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan Dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah melakukan berbagai upaya penyempurnaan tata kelola untuk memastikan proses penyaluran Dana Perkebunan Kelapa Sawit lebih baik di masa yang akan datang. Konsekuensi dari penyempurnaan tata kelola ini dan permasalahan rutin terkait kegiatan akhir tahun anggaran, menyebabkan pembayaran dana kali ini sedikit mengalami keterlambatan, tetapi secara keseluruhan diharapkan tidak mempengaruhi proses penyediaan biodiesel,” Jelas Dono Boestami.
Ada 20 produsen yang ditetapkan untuk menyalurkan Biodiesel ke PT Pertamina (Persero) dan 8 produsen terakhir menyalurkan Biodiesel ke PT. AKR Corporindo TBK untuk periode Nopember 2017 – April 2018. Produsen bahan bakar nabati itu, adalah sebagai berikut:
PT Batara Elok Semesta Terpadu
PT Bayas Biofuels
PT Cemerlang Energi Perkasa
PT Ciliandra Perkasa
PT Dabi Biofuels
PT Darmex Biofuels
PT Energi Baharu Lestari
PT Intibenua Perkasatama
PT Multi Nabati Sulawesi
PT Pelita Agung Agrindustri
PT Permata Hijau Palm Oleo
PT Sukajadi Sawit Mekar
PT Kutai Refinery Nusantara
PT LDC Indonesia
PT Musim Mas
PT Sinarmas Bio Energy
PT SMART Tbk
PT Tunas Baru Lampung Tbk
PT Wilmar Bioenergi Indonesia
PT Wilmar Nabati Indonesia
Sementara itu, total volume alokasi penyaluran BBN jenis Biodiesel dari 20 produsen tersebut adalah sebesar 1.407.778 KL dengan rincian sekitar 1.383.778 KL untuk PT. Pertamina (Persero) dan 24.000 KL untuk PT AKR Corporindo. Besaran volume tersebut ditetapkan berdasarkan kebutuhan solar nasional pada periode tersebut. Sektor yang mendapatkan pendanaan mencakup sektor Jenis BBM Tertentu (JBT)/PSO dan pembangkit listrik PLN.