JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Produsen biodiesel dan petani sawit mengapresiasi komitmen Lion Air untuk beralih menggunakan bioavtur. Penggunaan bioavtur atau bahan bakar berbasis sawit dapat mendongkrak harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit petani. Diharapkan pula, Presiden Trump melonggarkan kebijakannya kepada produk biodiesel asal Indonesia.
Master Parulian Tumanggor, Ketua Umum Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia (APROBI) menyebutkan kelapa sawit punya peranan penting bagi Indonesia karena melibatkan 20 juta penduduk dan menjadi penghasil devisa nomor satu di sektor non migas. Saat ini, kelapa sawit mampu memenuhi kebutuhan di sektor energi khususnya bahan bakar transportasi.
Terkait perjanjian kerjasama penelitian dan pengembangan bioavtur antara Lion Air Grup dengan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) diharapkan meningkatkan kesadaran penggunaan bioavtur di maskapai lainnya. Kerja sama riset ini ditandatangani oleh Presiden Direktur Lion Air Edward Sirait dan Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Joko Supriyono, di Jakarta, Selasa (10 April 2018).
MP Tumanggor menyatakan penandatanganan GAPKI dengan Lion menjadi momentum untuk menginformasikan pihak Boeing bahwa ada 90 persen petani pengguna armada Lion karena harga tiketnya lebih terjangkau. Di Indonesia, jumlah petani sawit diperkirakan lebih dari 4 juta orang dan dan ada 16 juta pekerja di sektor industri sawit.
Rusdi Kirana, Pendiri Lion Air mengakui penggunaan bioavtur sawit berpotensi mendongkrak kesejahteraan para petani sawit Indonesia. Sebab, konsumsi bioavtur ini akan meningkatkan penyerapan minyak kelapa sawit yang diproduksi oleh petani.
“Kita tidak boleh mengandalkan ekspor dan impor, karena selama ini impor (minyak) fosil. Nah, kenapa Kita enggak pakai (biodiesel) dalam negeri?” jelasnya.
Lebih lanjut Tumanggor menyebutkan apabila harga sawit turun maka dapat berpengaruh kepada penumpang Lion Air. “Penumpang Lion bisa turun apabila harga sawit anjlok karena hambatan dagang di pasar internasional seperti Amerika Serikat,” kata Tumanggor.
Sebagai informasi, ekspor sawit Indonesia ke Amerika Serikat hanya US$ 200 juta sementara itu pembelian pesawat Boeing oleh Lion mencapai US$ 6,24 miliar atau setara Rp 84,24 triliun. “Kita harapkan pihak Boeing dapat menjelaskan kepada Presiden Trump agar mencabut kebijakan dagang kepada biodiesel Indonesia,” ujar Tumanggor.
Joko Supriyono menjelaskan saat ini baik GAPKI dan Lion Air masih tahapan riset untuk pengembangan dan uji coba pemanfaatan bioavtur sebagai bahan bakar alternatif. Kegiatan ini nantinya akan melibatkan berbagai pihak terkait.