JAKARTA, SAWIT INDONESIA – PT Bina Sawit Makmur, anak usaha PT Sampooerna Agro Tbk, dan Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) mengedukasi petani sawit untuk menggunakan benih sawit unggul dalam program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Penggunaan benih unggul merupakan upaya membenahi produktivitas kelapa sawit petani.
“Komitmen Presiden Joko Widodo sangat luar biasa terhadap program PSR. Karena angka kontaminasi dura di perkebunan sawit rakyat lebih dari 30 persen. Peremajaan sawit akan membantu petani untuk menekan benih illegitim pula,” ujar Dr. Dwi Asmono, Direktur PT Sampoerna Agro Tbk saat berbicara dalam webinar bertemakan “PSR Sukses Bersama Bibit DxP Sriwijaya,Setara, Rabu (7 Juli 2021).
Webinar ini dihadiri Ketua Umum DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO), Dr(c). Gulat Manurung, MP.,C.APO, Rino Afrino, ST, MM, Sekjen DPP APKASINDO dan perwakilan anggota dari 22 provinsi serta 132 kabupaten se-Indonesia.
Dwi Asmono menjelaskan bahwa peranan APKASINDO sangatlah bagus untuk mendampingi petani yang akan mengikuti PSR.”Harapan kami, PSR dapat terealisasi sehingga manfaat program ini akan dirasakan oleh petani,” ujar lulusan S-3 Iowa University, Amerika Serikat ini.
Dwi Asmono menjelaskan keragaman varietas benih sawit yang dimiliki Indonesia sangat lengkap dan banyak jumlahnya. Saat ini, jumlah varietas benih di Indonesia mencapai 64 varietas dari 19 produsen benih sawit. Sampoerna mempunyai 6 varietas benih DxP Sriwijaya.
“Banyaknya ragam varietas benih ini, maka tidak perlu kita rendah diri dan mencari barang dari (luar) negara lain. Tidak perlu merasa minder karena posisi Indonesia sebagai produsen benih sudah diakui,”jelasnya.
Keunggulan DxP Sriwijaya adalah adaptasi tinggi terhadap lingkungan karena tahan kekeringan, kontaminasi dura sangat rendah, cepat berproduksi, pertumbuhan tanaman 41 cm/tahun, kerapatan tanaman 135-160 pohon per hektare, dan potensi produksi TBS maupun minyak sawit sangat tinggi.
“Varietas benih DxP Sriwijaya juga memiliki karakteristik sekunder yang berbeda-beda. Karena itu, dapat disesuaikan dengan kebutuhan pekebun,” ujar Dwi.
Untuk menjangkau dan mempermudah akses benih, produsen benih yang berkantor pusat di Sumatera Selatan ini juga memiliki 13 mitra penangkar. Mitra penangkar benih tersebar di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
Pada 2020, jumlah penjualan DxP Sriwijaya mencapai 5,8 juta kecambah. Berdasarkan wilayah, provinsi Kalimantan Tengah menempati posisi pertama untuk penjualan benih pada 2020. Disusul provinsi lain yaitu Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan.
Ketua Umum DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO), Dr(c). Gulat Manurung, MP.,C.APO mengapresiasi peranan PT Bina Sawit Makmur untuk mengedukasi petani dalam pemakaian benih sawit unggul. Melalui PSR, petani memiliki kesempatan agar kualitas benihnya lebih bagus kualitasnya.
“Kami ingin setara seperti perusahaan sawit lainnya terutama dalam penggunaan benih unggul,” pungkas Gulat.
Menurut Gulat, persoalan bibit palsu atau bibit yang tidak jelas asal usulnya yang dulunya persoalan yang ribet bagi petani saat ini sudah sangat mudah diakses petani ke sumber produsen benih, seperti Bina Sawit Makmur. Harapannya, produsen benih ini aktif setiap bulan mengunjungi daerah sentra perkebunan kelapa sawit, jika petani ada memesan kecambah maka akan didata oleh perusahaan dengan menggandeng APKASINDO dan selanjutnya mendatangi sampai tingkat kecamatan domisili petani tersebut.