JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Sempat tertunda, di tahun ini Best Planter Indonesia (BPI) sebagai lembaga pendidikan dan pelatihan SDM di bidang perkebunan kelapa sawit mendapat kesempatan melatih petani sawit dengan dukungan dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Seperti diketahui, BPI merupakan salah satu lembaga yang dipilih BPDPKS untuk pelatihan petani sawit dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia perkebunan kelapa sawit (SDM PKS). Pada April lalu, Badan Layanan Umum (BLU) di bawah naungan Kementerian Keuangan, BPDPKS telah menetapkan ada lima lembaga pendidikan untuk pelatihan petani sawit yaitu Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY-Stiper), PT Sumberdaya Indonesia Berjaya, PT LPP Agro Nusantara, Best Planter Indonesia, dan PT Global Scholarship Service (IPBTraining).
Lembaga-lembaga pendidikan itu akan memberikan materi sesuai kebutuhan petani sawit di wilayahnya masing-masing sesuai kebutuhan mulai pelatihan pemberdayaan hingga pelatihan teknis. BPI mendapat kesempatan untuk menyampaikan materi/modul teknis budidaya kelapa sawit.
Direktur Best Planter Indonesia, Ir. Heri Dwi Basuki, M.M mengutarakan pihaknya mendapat kesempatan dalam pelatihan petani sawit dengan dukungan dana dari BPDPKS dengan modul teknis budidaya kelapa sawit.
“Total petani sawit yang akan mendapat pelatihan dari BPI, ada 122 peserta yang berasal dari Kab. Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Sesuai agenda pelatihan akan dilaksanakan secara bertahap pada 11 – 16 Juli 2022 ada 2 kelompok dan 18 – 23 Juli 2022 ada 2 kelompok, di Palembang,” ujar Heri dalam sambungan telepon beberapa waktu lalu.
Selanjutnya, Heri menambahkan di masing-masing akhir pelatihan akan ada kunjungan ke perusahaan perkebunan (kebun) Sampoerna Agro.
“Di batch I dalam pelatihan petani sawit, BPI hanya mendapat 1 modul yaitu teknis budidaya kelapa sawit. Tetapi untuk ke depan, akan ada lagi pelatihan petani sawit modul lain rencana Modul Pemberdayaan,” imbuhnya.
Dari informasi yang didapat, BPI akan menerjukan kurang lebih 10 instruktur dalam pelatihan petani sawit yang akan menyampaikan materi-materi yang berkaitan dengan teknis budidaya kelapa sawit.
Terkait dengan persiapan, Heri menegaskan pihaknya siap untuk memberikan materi pada petani sawit. “Kami sudah sering melakukan pelatihan tidak hanya pada petani melainkan pada korporasi untuk peningkatan SDM di perkebunan kelapa sawit. Kalau untuk petani sawit, ada beberapa angkatan dari KUD di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur ada yang dikirim ke tempat kami (di Bogor) atau kami datang langsung ke lokasi. Yang pasti sudah terbiasa melakukan pelatihan untuk pengembangan SDM di kelapa sawit. Sehingga tidak ada persiapan khusus, secara kompetensi ini sudah menjadi bagian dari pekerjaan kami,” tegas pria yang kerap disapa Heri DB.
Menurutnya, SDM menjadi kata kunci dalam keberlanjutan dalam industri, dalam hal ini di perkebunan kelapa sawit yang menggerakan manusia Jadi, isu sumber daya manusia tidak akan habis. kalau bicara petani sawit, ada yang sudah membangun kebun satu siklus (25 tahun) tetapi kemampuannya tidak berkembang atau belum terampil terutama petani sawit yang bermitra dengan perusahaan. Banyak yang memilih duduk manis hanya menerima hasil dari kebun yang dikelola perusahaan.
“Ini menjadi kelemahan konsep kemitraan yang kurang memberdayakan petani sawitnya, pokoknya diam saja mendapatkan uang yang bekerja perusahaan (inti). Kelemahannya, petani dalam satu generasi (satu siklus) tidak memiliki ketrampilan mengelola kebun dengan baik. Sekarang bisa dilihat ketika petani yang akan melakukan peremajaan kebun, tidak banyak kelompok tani (koperasi) yang sudah siap. Jadi, peran pelatihan petani cukup besar. Kami mengajak mereka (petani) untuk terus meningkatkan skill agar mampu mengelola kebun dengan baik,” pungkas Heri DB.