PEKANBARU, SAWIT INDONESIA – Implementasi Good Agriculture Practices (GAP) akan dijalankan di kebun sawit petani yang menjadi peserta Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Terobosan ini akan diluncurkan dalam Launching “Pendampingan Pelaksanaan GAP di Kebun Program PSR” yang berlokasi di Kampung Sialang Sakti, Kabupaten Siak, Riau, Minggu (13 Oktober 2019).
“Program ini merupakan bagian penguatan dari program PSR kepada petani swadaya. Dengan adanya kebun percontohan ini diharapkan menjadi rujukan kiblat bagi kebun peserta PSR lainnya” ujar Gulat ME Manurung, Ketua Umum DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO).
Program ini melibatkan sejumlah pihak yaitu PT Riset Perkebunan Nusantara (RPN), APKASINDO, Kementerian Koordinator Perekonomian, Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian, dinas perkebunan provinsi serta kabupaten.
Teguh Wahyudi, Direktur Utama PT RPN mengatakan tujuan pembangunan kebun sawit sesuai prinsip GAP untuk dijadikan percontohan di beberapa tempat, terutama di wilayah sentra produksi perkebunan sawit seperti Riau. Secara berkala kebun demplot tersebut akan dievaluasi khususnya pelaksanaan GAP. “Jika diperlukan dilakukan bimbingan dan pelatihan kepada kelompok tani di wilayah kebun tersebut,” ujar Teguh.
Gulat menuturkan sangat mengapresiasi launching kebun demplot ini karena PSR dikerjakan melalui standar operasional masing-masing. Setelah pembuatan kebun ini, petani peserta PSR dapat mengikuti dan mempelajari SOP yang dijalankan didalamnya.
Setelah launching ini, DPP APKASINDO berharap kepada RPN supaya pendampingan kebun berstandar GAP juga dikembangkan dan dilakukan di 21 Provinsi DPW Apkasindo lainnya. Harapannya, kata Gulat, petani sawit di Indonesia bisa merasakan kehadiran RPN sebagai lembaga riset Pemerintah yang membawahi 6 Pusat Penelitian Tanaman Perkebunan di Indonesia (holding lembaga riset).
“Di lokasi penananaman PSR yang dikawal oleh RPN akan diperkenalkan metode pengendalian ganoderma secara efektif dan tepat sasaran,” ujar Gulat.
Menurut Gulat kebun yang diremajakan biasanya rawan serangan Ganoderma yang selama ini sering terabaikan. Biasanya, rumah Ganoderma berasal dari sisa batang tanaman hasil chipping tidak cermat dapat menjadi sumber munculnya Ganoderma ini. Akibatnya, program PSR berpeluang gagal untuk mendapatkan hasil positif.