JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Kalangan petani mengeluhkan tidak adanya perwakilan petani sawit yang diikutsertakan dalam Tim Delegasi Indonesia. Tim ini dipimpin Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dalam lawatan resmi ke Brussels, Belgia pada 8-9 April 2019.
Ir. Gulat Manurung, MP, Ketua Umum Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO), menjelaskan bahwa idealnya petani sawit diajak bersama tim delegasi Indonesia untuk mengkomunikasikan peranan sawit bagi perekonomian nasional dan masyarakat di pedesaan.
“Bagi kami ini aneh memperjuangkan petani sawit tetapi petaninya tidak mengajak. Istilahnya bagaimana mungkin bebek bercerita tentang pakan ikan lele, sementara lele kelaparan,” ujarnya.
Gulat menceritakan perwakilan APKASINDO pernah diajak dalam Tim Negosiasi RI yang dipimpin Menko Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, dan Menteri Perdagangan dalam perundingan pembatasan penggunaan produk turunan kelapa sawit di Uni Eropa (EU). Kala itu, kunjungan ke Uni Eropa pada 22-27 April 2018 ke lima negara yaitu Belgia, Vatikan, Belanda, Jerman dan dilanjutkan ke Madrid dan Zurich.
“Diplomasi sawit di Eropa yang dipimpin Menko Luhut tahun lalu sudah terbukti sangat ampuh, dengan mengikutkan petani sawit ke dalam diplomasi,” hasilnya adalah sangat signifikan, ujarnya.
Gulat mengatakan saat kita diserang oleh Uni Eropa berkaitan kampanye dan diskriminasi sawit Indonesia, seharusnya pemangku kepentingan sawit harus saling berangkulan. “Apalagi peran petani sangat strategis menunjukkan ke dunia bahwa sawit telah mampu mempercepat pengentasan kemiskinan sesuai program SDG’s,” paparnya.
Senada dengan Gulat Manurung. Ketua Umum Samade, Tolen Ketaren mengusulkan supaya ada memang perwakilan petani di dalam tim delegasi. Tujuannya, Uni Eropa akan tahu mayoritas pelaku usaha sawit adalah petani.
“Kalau hanya pengusaha dan pemerintah yang pergi ke Eropa, dikhawatirkan ada pandangan pemerintah melindungi pengusaha yang sudah kaya. Tapi kalo petani ndeso di bawa kesana (Eropa). Maka, pemerintah dapat menunjukkan bahwa jutaan petani akan sengsara. Akhirnya mereka juga akan dengarkan,” ujar Tolen.
Sementara itu, Setiyono, Ketua Umum Aspekpir sepakat menolak kebijakan Eropa dan kami mendukung tindakan pemerintah. Terkait dengan tidak ada perwakilan petani, maka tidak masalah yang penting siapapun berangkat dengan tujuan membela kepentingan persawitan Indonesia. Sudah saatnya meninggalkan Paradigma lama menjadikan petani sebagai anak bawang, petani sawit saat ini sudah sangat pintar-pintar dan berkelompok secara terorganisasi.