PEKANBARU, SAWIT INDONESIA – Schmidt Marcin Slawomir jurnalis asal Polandia menyampaikan secara obyektif tata kelola perkebunan kelapa sawit saat mengunjungi kebun milik PT Sari Lembah Subur (SLS), perusahaan perkebunan sawit group Astra Agro, di Pelalawan, Riau, pada Sabtu (17 November 2018).
“Praktek dan dampak industri kelapa sawit Indonesia sudah sangat baik. Saya melihat langsung industri ini dijalankan dengan bagus,” kata Schmidt Marcin yang bekerja di Polandia Station, kelompok media televisi terbesar di Polandia.
Bahkan, menurutnya, terbukti baik dan ramah terhadap lingkungan, menjaga kelestarian alam serta memberi dampak sosial ekonomi kepada masyarakat, membuat wilayah berkembang dan menyejahterakan masyarakat.
Direktur Area Andalas 2, PT Astra Agro Agro Lestari Tbk, M. Marwan mengatakan, sesuai visi dan misi perusahaan, Grup Astra Agro beserta anak usahanya berupaya menjalankan bisnis yang dapat memberi manfaat positif bagi lingkungan dan masyarakat. Tujuan itu dicapai dengan menjalankan empat pilar program Corporate Social Responsibility (CSR).
Keinginan Schmidt Marcin dan tiga rekannya melihat langsung industri sawit karena didorong adanya kabar kampanye negatif tentang kelapa sawit Indonesia. Kunjungan tersebut merupakan program lanjutan setelah kunjungan kerja yang dilakukan Kementrian Koordinator bidang Kemaritiman, yang dipimpin Luhut B. Pandjaitan ke Eropa beberapa waktu lalu. Saat melakukan kunjungan kebun, jurnalis asal Polandia didampingi Ezki Tri Rezeki Widianti, Tenaga Ahli Media Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman.
Mengingat, Polandia menjadi tuan rumah Confernce of the Parties (COP) ke-24, konferensi PBB yang membahas perubahan iklim. Untuk itu, kunjungan ke kebun sawit di Indonesia menjadi penting dilakukan sehingga dapat melihat kondisi secara obyektif praktek industri sawit yang kerap diisukan sebagai penyebab deforestasi.
Selain melakukan kunjungan kebun sawit yang dikelola sesuai prinsip-prinsip sustainability, Jacek dan rekannya berbincang dengan Rahmat, Ketua KUD Amanah, koperasi yang mewadahi petani-petani sawit rakyat. Jurnalis asal Polandia juga melakukan wawancara dengan Supriyanto, eks transmigran yang menjadi petani sawit sukses binaan PT SLS.
Rahmat menegaskan jurnalis dari Polandia bukanlah tamu yang pertama yang menemuinya. Sebelumnya koperasi kami juga dikunjungi tamu-tamu dari luar negeri, termasuk LSM yang sering berpandangan negatif terhadap sawit.
“Kami bersama petani sawit lainnya mengaku siap menjelaskan kepada siapapun yang belum menyadari bahwa perkebunan kelapa sawit juga dikelola dengan prinsip-prinsip yang berkelanjutan,” pungkas Rahmat.