JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Pemerintah berupaya menjaga kestabilan ekonomi nasional di saat ekonomi dunia mengalami ketidakstabilan. Hal ini diungkapkan Presiden Jokowi dalam pertemuan dengan 26 pengusaha muda anggota Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (27 Agustus 2018).
Arif Patrick Rachmat, CEO Triputra Agro Persada adalah salah satu pengusaha yang hadir dalam pertemuan tersebut. Presiden Jokowi, seperti diceritakan Arif, mengatakan ketidakstabilan ekonomi dunia semakin besar dan Indonesia harus mengandalkan kemampuan sendiri. Banyak faktor yang membuat pelaku bisnis cemas. Antara lain perang dagang antara Tiongkok dan Amerika, ditambah gejolak ekonomi di Turki.
Presiden Jokowi memastikan pemerintah tetap fokus memperbaiki kondisi internal supaya relatif lebih kuat menghadapi goncangan eksternal. Masalah terbesar ekonomi Indonesia saat ini adalah defisit transaksi berjalan yang sudah lama tidak dibenahi. Saat ini, program mandatori B20 diharapkan mampu mengatasi defisit transaksi perdagangan.
Arif Rachmat mengapresiasi kebijakan mandatori B20 dalam hal ini industri sawit menjadi andalan besar pemerintah Indonesia sebagai salah satu strategi untuk mengurangi defisit transaksi berjalan.
Dijelaskan Arif, kebijakan biodiesel B20 yang berlaku bukan hanya untuk Public Service Obligation (PSO) melainkan non PSO telah disahkan pemerintah. “Dengan penerapan B20, negara diperkirakan mampu menghemat devisa hingga sekitar US$ 11 miliar,”pungkasnya selesaikan,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Kadin Indonesia Rosan Perkasa Roeslani mengatakan pertemuan dengan pengusaha muda merupakan inisiatif Presiden Jokowi bukan Kadin. Mereka yang datang, kata Rosan, adalah anak konglomerat papan atas.
“Jadi yang hadir ini generasi keduanya,”jelas Rosan sebelum di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (27 Agustus 2018).
Berikut ini nama-nama pengusaha nasional generasi kedua yang hadir dalam pertemuan dengan Jokowi:
1. Rosan P. Roeslani, Ketua Umum Kadin Indoensia
2. Garibaldi Thohir (Adaro)
3. Anindya N. Bakrie (Bakrie Group)
4. Arif Patrick Rachmat (Triputra Agro Persada)
5. Martin Hartono (PT Djarum)
6. Anthony Pradiptya (Plug and play)
7. Axton Salim (Salim Group)
8. Michael Soeryadjaya (Saratoga Investama Sedaya)
9. Michael Widjaja (Sinarmas)
10. Budi Susanto (Alfamart)
11. Arini Sarraswati Subianto (Persada Capital Investama)
12. Muki Hamami (Trakindo Utama)
13. Arif Suherman (Cineplex)
14. Richard Halim Kusuma (Agung Sedayu Group)
15. Pandu Patria Sjahrir (Toba Bara)
16. John Riady (Lippo Group)
17. Alvin Sariaatmadja (Emtek)
18. Anderson tanoto (Royal Golden Eagle)
19. Yaser Raimi Arifin Panigoro (Medco Group)
20. Jonathan Tahir (Mayapada)
21. Ivan Batubara (Ketua Umum Kadin Sumatera Utara)
22. Dayang Donna Farouk (Ketua Umum Kadin Kalimantan Timur)
23. Arus Abdul Karim (Ketua Umum Kadin Sulawesi Tengah)
24. Kukrit Suryo Wicaksono (Ketua umum Kadin Jawa Tengah)
25. Gandi Sulistiyanto Soeherman (Sinarmas)
26. Agus Prayoga