AROLANGUN, SAWIT INDONESIA – Dinas Perkebunan (Disbun) Jambi akan mengirimkan proposal peremajaan lahan kepada Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) sawit. Tahun ini diperkirakan ada 63 ribu hektar lahan petani siap diremajakan di mana perincian 60 persen berasal dari petani plasma dan 40 persen dari petani swadaya.
KGS Taufik, Kepala Bidang Pengembangan Perkebunan Disbun Jambi mengungkapkan bahwa proposal yang sedang disiapkan akan diprioritaskan untuk replanting petani swadaya. Sementara total perkebunan sawit di jambi sendiri memiliki luas 662.845 hektar dengan produksi CPO sebesar 1,5 juta ton.
“Kita sendiri sudah studi banding ke Riau karena baru Riau yang dapat dana replanting dari BPDP. Dan selanjutnya mungkin kita akan undang BPDP ke Jambi untuk sosialisasi, dan minggu depan kita akan kirim proposal,” ungkap Taufik kepada Sawit Indonesia,Selasa (24/5).
Beberapa kebun di petani di Jambi sebenarnya sudah harus melakukan replenting sejak 2008 namun karena keterbatasan dana, replanting ditunda. Sedangkan dana yang dibutuhkan untuk replanting perhektarnya Disbun Jambi akan mengikuti aturan dari Direktorat Jendral Perkebunan Kementan sebesar Rp.61,5 juta perhektar untuk provinsi Jambi. Jika proposal Disbun Jambi diterima maka akan ada dana hibah sebesar Rp.25 juta, dan sisanya akan mengandalkan pinjaman dari bank.
“Bisa saja memang tidak memakai biaya patokan dari Kementan yang lebih murah yaitu Rp. 30 juta perhektar. Namun hal tersebut akan menimbulkan masalah baru yaitu potensi ganoderma. Cost terbesar replanting di Jambi alokasinya justru untuk untuk ganoderma, jadi kita akan mengikuti patokan dari Kementan,” tambah Taufik.
Selain ke BPDP Sawit, Taufik juga meminta dukungan kepada Komisi ISPO dan juga RSPO untuk mendukung petani meraih sertifikat berkelanjutan. Sebab hal tersebut menjadi salah satu pertimbangan pemberian dana hibah dari BPDP Sawit.
Hingga April 2016 di Jambi sendiri areal yang tersertifikasi RSPO telah mencapai luas 53.881 hektar dengan total produksi CSPO sebesar 232.192 ton dan CSPKO 53.094 ton. Sedangkan luas areal petani plasma yang telah memiliki sertifkat RSPO seluas 17.323 hektar ditambah telah adanya petani swadaya yang telah tersertifikasi RSPO yaitu Gapoktan Tanjung Sehati, di Kabupaten Merangin dengan total luas lahan tersertifikasi 316,57 hektar. (Anggar Septiadi)