JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Arifin Tasrif, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI tersenyum simpul saat membacakan capaian Capaian Kerja Sektor ESDM Tahun 2022 dan Program Kerja Tahun 2023. Salah satunya saat penyampaian duit negara yang dapat dihemat lebih dari ratusan triliun dalam implementasi program Biodiesel 30 persen (B30).
“Devisa yang berhasil dihemat di tahun 2022 sebesar Rp122,65 triliun atau USD8,34 miliar,” ujar Arifin, di Kantor Kementerian ESDM, Senin (30/1).
Arifin melanjutkan, sepanjang tahun 2022, realisasi penggunaan biodiesel mencapai 10,45 juta kiloliter (KL) atau lebih dari target yang ditetapkan sebelumnya, yakni sebesar 10,1 juta KL.
“Di tahun 2022, realisasi biodiesel kita mencapai 10,45 juta KL. Kita targetkan di 2023 mencapai 13 juta KL. Insya Allah di bulan Februari program B35 segera diimplementasikan,” tambah Arifin.
Sawit menjadi bahan baku dari FAME (Fatty Acid Methyl Ester) untuk dijadikan bahan bakar mesin diesel melalui proses transesterifikasi. FAME digunakan sebagai campuran pada Biosolar.
Sebelumnya, Direktur Bioenergi Edi Wibowo, pada Jumat (6/1) lalu, menyampaikan bahwa Pemerintah akan meningkatkan prosentase pencampuran Bahan Bakar Nabati (BBN) ke dalam Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis minyak solar dari 30% menjadi 35% mulai tanggal 1 Februari 2023. Dengan implementasi ini, Indonesia sekali lagi menjadi yang terdepan dalam pemanfaatan BBN jenis Biodiesel.
Pada kesempatan itu, Edi menyampaikan bahwa program B35 di tahun 2023, target penyaluran biodiesel sebesar lebih dari 13,15 juta KL, yang akan menghemat devisa sekitar USD10,75 miliar atau setara Rp161 triliun. Program B35 ini diproyeksi akan menyerap tenaga kerja sekitar 1.653.974 orang serta pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sekitar 34,9 juta ton CO2e.