PT Socfin Indonesia (Socfindo) memiliki beragam pilihan varietas benih sesuai kebutuhan pelaku industri perkebunan. Sudah terbukti memberikan hasil optimal bagi pelaku industri sawit.
Pada sub sektor perkebunan dan pertanian, benih tanaman menjadi faktor determinasi produktivitas buah (hasil). Tak terkecuali benih tanaman kelapa sawit juga akan menentukan produktivitasnya. Meski benih kelapa sawit bukan sebagai faktor tunggal penentu produktivitas Tandan Buah Segar (TBS) tetapi benih kelapa sawit dengan mutu terbaik penting diperhatikan ketika akan berinvestasi di sektor perkebunan kelapa sawit. Baik tanam ulang (replanting) atau tanam baru di lahan.
Sebagai informasi, entitas usaha perkebunan kelapa sawit di Indonesia dikelola oleh Perusahaan Besar Swasta (PBS), Perusahaan Besar Negara (PBN) dan Petani Rakyat (swadaya dan plasma). Kedua perusahaan perkebunan (PBS) dan PBN) sudah dapat dipastikan menggunakan benih kelapa sawit bersertifikat.
Sejalan dengan bertambahnya jumlah produsen benih sawit nasional maka sejak 2009, ketersediaan benih sawit unggul bersertifikat telah melampaui permintaan benih sawit. Tercatat, saat ini ada 19 produsen benih kelapa sawit salah satunya, PT Socfin Indonesia (Socfindo).
Seed Sales & Marketing, PT Socfin Indonesia (Socfindo), Agustiaman Purba menjelaskan penjualan benih sawit dari PT Socfindo sampai akhir 2020 sebanyak 6 juta butir dengan penjualan terbesar di wilayah Sumatera.
“Varietas benih yang menjadi favorit pembeli tergantung atau disesuaikan dengan kebutuhan. Apakah untuk di lahan baru atau untuk tanam ulang (replanting). Untuk penanaman lahan baru varietas favorit yaitu Lame dan Yangambi, sedangkan untuk replanting yaitu varietas MT Gano. Masing-masing varietas memiliki keunggulan, terutama varietas MT Gano yang memiliki ketahanan moderat terhadap jamur Ganoderma penyebab busuk pangkal batang kelapa sawit,” jelas Agustiaman.
Selanjutnya, Agust menambahkan untuk mengembangkan varietas benih, pihaknya terus melakukan improvement untuk pengembangan varietas benih baru. “Misalnya melakukan improvement peningkatan level ketahanan terhadap jamur Ganoderma dari varietas MT Gano yang sudah ada. Dan, melakukan improvement untuk bahan tanaman yang memiliki kandungan Lipase yang rendah (low lipase),” imbuhnya.
Terkait dengan penggunaan benih kelapa sawit dari Socfindo yang ditanam di perusahaan perkebunan kelapa sawit. Gia Asra, Staff Kemitraan dan Hubungan Kelembagaan Plasma/KKPA, PTPN V mengatakan pihaknya menggunakan benih dari Socfindo sudah dengan pertimbangan yang matang. “Yaitu disesuaikan dengan lapangan (atau kondisi kebun) dan keunggulan yang dimiliki benih kelapa sawit dari Socfindo, ”jelasnya, dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi Majalah Sawit Indonesia, pada awal bulan September.
Saat ini, konsumen baik perusahaan perkebunan maupun petani kelapa sawit dengan mudah mengakses informasi produsen benih kelapa sawit. Informasi tersebut bisa didapat dari stakeholders dan media sosial produsen benih kelapa sawit yang disajikan dengan lengkap. Hal ini juga diakui Gia, informasi benih sawit bersertifikat didapat dari sesama stakeholder sawit (pemerintah, asosiasi pengusaha kelapa sawit, dan produsen benih sawit) dan media sosial.
“Salah satu varietas benih kelapa sawit dari Socfindo yang menjadi pilihan yaitu MT Gano, karena sesuai kebutuhan di lapangan (perkebunan) yang telah memasuki siklus tanam generasi ke-II,” tambah Gia.
Adapun dampak positif menggunakan benih kelapa sawit dari Socfindo bagi produksi dan kesejahteraan yaitu adanya kenaikan produktivitas dari segi kuantitas berat tandan maupun dari persentase rendemen yang dihasilkan.
(Selengkapnya dapat dibaca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 119)