Author: Redaksi SI

Tata guna tanah yang demikian sangat tidak rasional, sektor-sektor pembangunan yang menghidupi 250 juta penduduk, penyumabng 99,4 persen PDB nasional dan menyumbang 190 miliar USD ekspor nasional, hanya memperoleh alokasi lahan 27 persen daratan nasional, sementara alokasi 73 persen darei daratan nasional. Jika dibandingkan dengan negara-negara lain, makin terlihat ratio tata guna tanah nasional jauh dari apa yang diterima sebagai rasional seperti yang terjadi dinegara lain. Persentasi hutan di Indonesia jauh lebih tinggi yakni 52 persen dari luas daratan. Dan hutan yang dimiliki Indonesia tersebut sekitar 50 persen merupakan hutan primer. Jerman dan Amerika Serikat hanya memiliki areal hutan masing-masing…

Read More

Demikian halnya dengan proyeksi tahun 2050, estimasi produksi minyak nabatiutama dunia akan mencapai 358,56 juta ton, atau meningkat 2,6 kali lipat dari kondisi saat ini. Produksi masing-masing minyak nabati adalah minyak sawit 189,66 juta ton, minyak kedelai 111,07 juta ton, minyak rapeseed 38,72 juta ton dan minyak bunga matahari sebesar 19,11 juta ton. Perkembangan diatas menunjukan trend positif pada keempat minyak nabati tersebut. Namun bila dibandungkan perubahan pangsa masing-masing, terlihat bahwa produksi masing-masing minyak nabati cenderung melambat pada tahun 2030-2050. Saat ini, luas hutan indonesia adalah 98,1 juta hektar, areal berhutan tersebut berdasarkan kondisi penutupan lahan/vegetasi terdiri atas hutan primer…

Read More

Tahun 2015-2030 rata-rata laju pertumbuhan konsumsi minyak sawit adalah 3,15 persen per tahun, dan cenderung semakin tinggi pada tahun 20230-2050 yakni 3,46 persen per tahun. Sedangkan rapeseed oil cenderung melambat dari 1,34 persen per tahun menjadi 1,087 persen per tahun. Demikian halnya dengan soybean oil dan sunflower oil, juga cenderung melambat, masing-masing dari 2,58 persen pertahun menjadi 2,31 persen per tahun dan dari 1,06 persen per tahun menjadi 0,90 persen per tahun. Hal ini menunjukan pola konsumsi masyarakat dunia cenderung semakin tinggi pada minyak sawit. Proyeksi konsumsi Minyak Nabati Utama Dunia 2050 (%) Palm Oil Rapeseed oil Soybean Oil…

Read More

Jika dibandingkan dengan kawasan lainnya, kawasan Eropa Timur meningkat dengan laju 2.09 persen per tahun, Eropa Barat 1,29 persen per tahun dan Uni Eropa 1,55 persen per tahun. Pertumbuhan GDP per kapita di negara maju dan Amerika Serikat masing-masing adalah 1,62 persen per tahun dan 1,26 persen per tahun. GDP per kapita tertinggi adalah Singapura, diikuti Malaysia dan Uni Eropa. Indonesia relatif masih rendah dan kurang lebih sama dengan India. Yang menarik adalah GDP per kapita China, yang bertumbuh pesat dari tahun 2015 hingga 2050 dengan posisi sedikit dibawah Amerika Serikat. Seiring dengan meningkatnya penduduk dan GDP, maka konsumsi minyak…

Read More

GDP per kapita tertinggi adalah Amerika Serikat yakni 25.712 USD/kapita/tahun, pada tahun 1980 naik menjadi 40.486 USD pada tahun 2010. Tahun 2050 diperkirakan akan mencapai 68.609 USD/kapita/tahun. Posisi ke-2 setelah AS adalah Eropa Barat (Norwegia dan Switzerland). Posisi ke-3 terbesar adalah kelompok negara maju, dimana tahun 2010 rata-rata GDP per kapita adalah 25.198 USD/kapita/tahun, tahun 2020 menjadi 30.942 USD/kapita/tahun dan tahun 2050 mencapai 46.919 USD/kapita/tahun. Perkembangan GDP per kapita dikawasan Asia Timur tampak cukup menarik, dimana tahun 1990 GDP per kapita adalah 12.629 USD/kapita/tahun (kurang lebih sama dengan Afrika utara 12.221 USD), dan tahun 2030 meningkat pesat dan setara dengan…

Read More

Hal ini ditopang oleh pertumbuhan ekonomi China yang mencapai rata-rata 10,06 persen per tahun (1995-2025), dan menurun pada tahun 2030-2050 menjadi 5,23 persen per tahun. Semantara kurun waktu yang sama, pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat adalah 1,44 persen per tahun dan sedikit melambat yakni 1,26 persen per tahun. Negara India juga memiliki perkembangan yang pesat, dari peringkat 18 tahun 1980 menjadi peringkat ke 13 tahun 2000, dengan pertumbuhan ekonomi 3,58 persen per tahun. Tahun 2010 dan 2015 menempati peringkat ke 8 dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin besar, yakni 5,72 persen per tahun. Tahun 2020 hingga 2050 rata-rata pertumbuhan ekonomi India meningkat…

Read More

Teknologi bukan suatu tujuan tapi cara untuk menyelesaikan semua persoalan yang ada salah satunya terkait dengan pertanian Berkembangnya teknologi informasi dan digital dijadikan sebagai solusi untuk menyelesaikan persoalan yang ada salah satunya untuk problem pada sektor pertanian. Pernyataan itu, disampaikan oleh Syed Ismail Syah mewakili ITU Indonesia, saat presentasi di acara konferensi internasional kelapa sawit dan lingkungan atau Interantional Conference on Palm Oil and Environment (ICOPE) 2018, pada akhir April lalu, di Bali. Pada kesempatan itu, Syed Ismail Syah sebagai Information and Communications Technology (ICT) professional menyampaikan teknologi berkelanjutan untuk pertanian namun fokusnya pada strategi, yang bisa digunakan untuk pertanian…

Read More

Tahun 1980, GDP Asia Selatan baru sekitar 263 milyar USD. Tahun 2010 telah mencapai 1.431 milyar USD, dengan laju pertumbuhan 6,5 persen per tahun. Tahun 2030 telah mencapai 5.331 milyar USD, selaigus mengalahkan kawasan Amerika Latin sekitar 5.066 milyar USD dan kawasan Afrika Utara sekitar 4.556 milyar USD. Tahun 2050 GDP kawasan Asia Selatan akan mencapai 16.020 milyar USD dan mengungguli  GDP negara-negara maju (Developed Countries)dengan GDP 14.001 milyar USD. Hal ini disebabkan oleh laju pertumbuhan ekonomi Asia Selatan yang cukup pesat, yakni rata-rata 6,6 persen per tahun, sementara pertumbuhan ekonomi negara-negara maju pada kurun waktu yang sama (2030-2050) adalah…

Read More

Perkembangan yang begitu pesat ditujukan oleh negara Asia Timur yang akan menempati posisi teratassejak tahun 2030 hingga proyeksi tahun 2050. Negara Asia Timur mencakup: China, Hongkong, Korea, Indonesia, Malaysia, Mongolia, Philipines, Thailand, Brunai Darussalam dan Singapura, pada tahun 1980 GDP kawasan Asia Timur adalah 674 milyar USD. Dengan pertumbuhan yang pesat (8,2 persen per tahun). GDP kawasan Asia Timur telahmenyamai negara-negara maju pada tahun 2020, dengan GDP sebesar 11.692 milyar USD. Sementara GDP negara-negara maju pada tahun yang sama adalah 9.872 milyar USD. Kemudian tahun 2030, GDP kawasan Asia Timur telah mencapai 21.073 milyar USD, dan sekaligus berhasil mengalahkan GDP…

Read More

Kendati dihadang tuduhan negatif, industri sawit membuktikan mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Persoalan sawit harus dilihat lebih objektif. Konferensi internasional tentang kelapa sawit dan lingkungan atau International Conference on Oil Palm and the Environment (ICOPE) 2018 yang diinisiasi tiga lembaga yang berbeda (PT SMART, CiRAD dan WWF Indonesia), mampu menghadirkan banyak para pakar salah satunya James Fry selaku Chairman LMC International yang mendapat kesempatan mempresentasikan materi di hari terakhir Jum’at (27 April 2018). Pada kesempatan itu, James Fry, Chairman LMC International, yang dipercaya Uni Eropa untuk membantu membuat laporan deforestasi dan sawit. Secara singkat ia menjelaskan…

Read More