PT Astra Agro Lestari Tbk (Astra Agro) menyiapkan dana Rp 150 miliar untuk memperkuat lini bisnis peternakan sapi di Kalimantan Tengah pada tahun ini. Dana sebesar ini dipakai untuk mengimpor 2.000 sapi indukan dan pejantan dari Australia.
Santosa Presiden Direktur PT Astra Agro Lestari Tbk, menjelaskan bahwa perusahaan punya komitmen terhadap bisnis peternakan sapi sebagai bagian dukungan Astra Agro terhadap program ketahanan pangan terutama protein hewani. “Kami ingin membantu pemerintah untuk mewujudkan ketahanan pangan khususnya protein hewani,” ucapnya.
Bisnis peternakan sapi mulai dipersiapkan Astra Agro pada 2016 dengan pembangunan kandang berkapasitas 10 ribu sapi indukan dengan total anggaran Rp 100 miliar. Pada 2017, Astra Agro mengalokasikan Rp 120 miliar untuk mengimpor 8.000 sapi indukan. “Pada Juni 2017, kami sudah berhasil menjual sapi, khususnya untuk wilayah Kalimantan,” kata dia.
Sejatinya program integrasi sawit-sapi sebenarnya memiliki prospek yang cerah. Santos menjelaskan pelepah pohon sawit dan ampas pengolahan sawit merupakan pakan yang lezat untuk sapi, sedangkan kotoran sapi bisa menekan penggunaan pupuk di perkebunan sawit. “Bagi kami dengan lahan sawit hampir 300 ribu hektare. Sebenarnya kapasitas 10 ribu ekor sangatlah kecil, karenanya kami belum bisa sebut besaran kontribusinya,” ujar dia.
Pengembangan bisnis peternakan sapi Astra Agro, menurut Santosa, tidak sebatas penggemukan namun juga pembibitan. Perusahaan juga telah dan akan melakukan sejumlah riset untuk mengembangan bisnis tersebut ke depannya, di antaranya dengan melakukan program pembibitan dengan metode perkawinan silang (cross breeding).
Santosa mengakui sejumlah kendala masih menghadang bisnis peternakan tersebut. Pertama, kendala logistik atau pengangkutan sapi dari Kalimantan ke Jawa sebagai sentra konsumsi daging sapi. Saat ini, mayoritas konsumen daging sapi berada di Pulau Jawa. “Kedua, penetrasi pasar. Bagaimanapun saat ini di luar sana sudah banyak pelaku bisnis sapi, tentu ini tidak mudah,” ujar dia.
Pada 2018, Astra Agro menyiapkan belanja modal (capital expenditures/ capex) sebesar Rp 1,8-2 triliun. Sebanyak Rp 150 miliar untuk bisnis peternakan sapi melalui program integrasi sawit-sapi dan sisanya untuk pengembangan bisnis inti perusahaan, yakni perkebunan dan pengolahan kelapa sawit.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementan Pertanian I Ketut Diarmita mengajak semua pihak untuk bersinergi mendukung upaya pemerintah dalam mempercepat peningkatan populasi sapi potong di Indonesia. Peran dari semua pihak sangat kita perlukan, karena pembangunan akan terwujud dengan adanya sinergitas seluruh elemen fungsi peternakan dan kesehatan hewan”, ungkap I Ketut Diarmita.
I Ketut Diarmita menyebutkan bahwa saat ini pemerintah sedang fokus untuk mempercepat peningkatan populasi sapi potong di dalam negeri dengan salah satu kebijakan yang dilakukan, yaitu penambahan indukan impor, baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta.