Asian Agri mempunyai strategi untuk mendampingi petani secara berkelanjutan. “Kami bukan model perusahaan yang menjalankan pendampingan hit and run,” kata Pengarapen Gurusinga.
Menurut Pengarapen, kesuksesan Asian Agri mendampingi petani plasma akan diperluas kepada petani swadaya. Tujuan kemitraan bersama petani swadaya untuk meningkatkan produktivitas kelapa sawit petani. “Awalnya, kerjasama dengan petani swadaya selama ini baru sebatas penjualan buah sawit ke pabrik. Ke depan, kami perluas untuk terlibat program kemitraan,” katanya.
Ditambahkan Pengarapen, petani swadaya tertarik benih sawit Topaz yang diproduksi Asian Agri. Faktor benih sangatlah penting karena usia tanaman sawit sampai 25 tahun lamanya. “Membangun hubungan kemitraan yang baik tanpa dukungan benih bagus, akan percuma juga. Baik perusahaan dan petani ingin produksi tinggi,” paparnya.
Asian Agri membangun kemitraan bersama petani swadaya melalui kelembagaan terorganisir dalam bentuk kelompok tani atau koperasi. Selanjutnya, petani mendapatkan edukasi peningkatan produktivitas seperti fasilitasi pinjaman lunak untuk pembelian sarana produksi seperti pupuk dan pestisida.
Untuk mempermudah pendampingan, kata Pengarapen, pihaknya juga melatih petani sebagai mentor kelompok tani lain. “Petani yang menjadi mentor lebih mudah membangun komunikasi. Dengan cara ini, mereka (petani) bisa yakinuntukbermitradengan kami,” ujarnya.
Bagi petani mitra yang memasuki fase peremajaan tanaman (replanting), dikatakan Pengarapen, Asian Agri akan mendukung kegiatan ini. Dalam hal ini, perusahaan berperan sebagai avalis, pendamping teknis, dan supervisi. Sedangkan, pelaksanaan replanting dijalankan koperasi mulai dari perawatan, pemupukan, sampai kepada panen.
“Melalui pola ini, harapan kami adalah hasil petani lebih bagus dari sisikualitas dan produktivitas. Sebab, perusahaan juga menginginkan buah sawit yang bagus untuk diolah pabrik,” pungkas Pengarapen.