JAMBI, SAWIT INDONESIA – Dalam kunjungan ke perkebunan sawit Asian Agri di Tungkal Ulu Jambi pada tanggal 16 April 2018, Duta besar dan perwakilan negara Uni Eropa mendapatkan informasi positif mengenai tata kelola sawit yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Kelvin Tio, Managing Director Asian Agri, selama kunjungan sehari tersebut mendampingi dan terus menjelaskan kegiatan di perkebunan mulai dari material tanaman, pengendalian hama penyakit, dan kegiatan peremajaan lahan berbasis mekanisasi.
Saat menjelaskan proses penanaman kelapa sawit, Kelvin menggarisbawahi pentingnya benih berkualitas untuk material tanaman dan kesiapan lahan untuk memastikan potensi hasil panen per hektar yang optimal, dengan praktik pengelolaan terbaik mencakup aspek teknis, manajerial, lingkungan serta sosial dan politik.
Menanggapi kampanye negatif terhadap kelapa sawit, Asian Agri menekankan komitmennya terhadap keberlanjutan yang berwawasan lingkungan. Perusahaan mengadopsi NDPE (No deforestation, no peat development, and no exploitation) menjadi kebijakan keberlanjutan perusahaan dan sepenuhnya patuh terhadap kebijakan dan standar keberlanjutan yang ditetapkan oleh badan nasional dan internasional seperti ISCC, RSPO dan ISPO.
Anggota delegasi dari negara-negara Uni Eropa juga mengunjungi Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) di Tungkal Ulu, satu dari tujuh PLTBg yang telah dioperasikan untuk memberikan pasokan energi listrik terbarukan ke lokasi yang jauh dari perkotaan. Perusahaan berencana untuk membangun dan mengoperasikan 20 PLTBg di tahun 2020.
Vincent Guerend, Kepala Delegasi, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, mengatakan,”Bukan kali pertama saya mengunjungi kebun kelapa sawit, namun selama ini saya tidak pernah merasa kagum seperti saat saya melihat bagaimana
Asian Agri mengoptimalkan seluruh prosesnya. Setiap pekerja di kebun tahu apa yang harus mereka lakukan disetiap proses untuk mengoptimalkan kedua hal yang penting yaitu kelangsungan perusahaan dan pengelolaan kebun dalam jangka panjang”. “Kami akan terus membeli minyak kelapa sawit selama produknya berkualitas, namun dalam jangka panjang kami harus memastikan bahwa produk tersebut diproses secara berkelanjutan,”tutur Vincent.
Vincent menambahkan, Kuncinya adalah saya percaya, Asian Agri memiliki tujuan untuk mengoptimalkani hasil panen yang lebih tinggi per hektar, dengan tidak memperluas lahan yang diperuntukkan sebagai hutan. Kita harus dapat mengupayakan keseimbangan antara hutan dan lahan yang ditanami.
Kunjungan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) Asian Agri, Kelvin Tio, yang mendemonstrasikan komitmen perusahaan dalam mengelola seluruh kebun dan operasionalnya secara berkelanjutan, sekaligus juga melibatkan petani plasma dan swadaya untuk meningkatkan hasil produksi dan kesejahteraan hidup mereka.
Saat ada pertanyaan dari perwakilan Eropa mengenai pola kemitran perusahaan dengan petani. Kelvin Tio menjelaskan komitmen kemitraan 1:1 Asian Agri, bertujuan untuk menyamakan setiap luasan hektar milik perusahaan dengan setiap hektar lahan yang dimiliki oleh petani di akhir tahun 2018.
“Setelah seluruhnya tercapai Asian Agri akan bermitra dengan petani dengan luasan 100.000 hektar yang terdiri dari 60.000 hektar petani plasma dan 40.000 hektar petani swadaya,”ujarnya.
Dalam hal keberlanjutan, Asian Agri mendukung implementasi dari SDGs, dengan menjaga lingkungan melalui konservasi dari keanekaragaman hayati, tanah dan air, pengurangan gas rumah kaca; kemitraan dengan petani untuk meningkatkan kesejahteraan hidup mereka; upaya mengurangi penggunaan zat kimia; dan memastikan lingkungan kerja yang sehat. Sesi diskusi dengan para petani plasma dan swadaya memberikan gambaran nyata kepada para Delegasi Uni Eropa bahwa kemitraan terbukti berhasil meningkatkan produktivitas serta kemampu telusuran rantai pasok serta membangun kapasitas petani untuk dapat meraih sertifikat keberlanjutan.
Kunjungan ke kebun Asian Agri diakhiri dengan menunjukan kesiapan perusahaan untuk proses peremajaan lahan dengan menggunakan ekskavator untuk proses chipping (mengimplementasikan kebijakan praktik tanpa bakar), dan membangun terasering, akses jalan, perlindungan tanah serta tanaman pelindung permukaan tanah seperti kacang-kacangan.
“Saya sangat kagum dengan kegiatan chipping ini. Asian Agri salah satu perusahaan sawit yang paling terdepan dalam pengelolaan sawit berkelanjutan,”kata Duta besar Swedia untuk Indonesia, Johanna Brismar Skoog dalam kunjungan tersebut.
Kegiatan ini kerjasama Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia bersama dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Pemerintah Provinsi Jambi dan Universitas Jambi menyelenggarakan Program Eksekutif Kelapa Sawit untuk para Duta Besar negara-negara Uni Eropa pada tanggal 16-18 April 2018 di Jambi. Program yang digagas Badan Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia ini diikuti oleh berbagai pemangku kepentingan di industri kelapa sawit.