JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Sebagai upaya mencegah kebakaran lahan perkebunan Direktorat Jenderal Perkebunan, melalui Direktorat Perlindungan Perkebunan meluncurkan aplikasi SIKARLA PADAM (Strategi Pengendalian Kebakaran Lahan Perkebunan, Pastikan Api dan Asap Menghilang) secara virtual pada Selasa (26 Oktober 2021).
Ali Jamil, Plt Dirjenbun Kementerian pertanian, mengatakan pihaknya melalui Direktorat Perlindungan Perkebunan berupaya membangun sistem yang dapat memberikan sistem informasi adanya hot spot di lahan perkebunan secara periodik.
“Dalam sistem ini tersedia form isian kesiapsiagaan bagi perusahaan perkebunan. Sistem aplikasi ini bernama Sikarla padam. Aplikasi ini menampilkan data hot spot yang diperoleh dari LAPAN dan dengan peta tutupan tanaman kelapa sawit. Data ini nantinya akan dijadikan acuan pelaku usaha perkebunan maupun utusan Brigade Karlabun untuk melakukan pengecekan dan database system sarana dan prasarana pengendalian kebakaran lahan perkebunan,” ujar Ali, dalam secara virtual.
Selanjutnya, ia mengatakan dalam Sikarla Padam informasi tracking dan peta luas lahan perkebunan didasarkan pada citra satelit. “Digitalisasi (Sikarla Padam) dalam pengendalian kebakaran perkebunan dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Kinerja Direktorat Perlindungan Perkebunan akan semakin meningkat dalam pengendalian kebarakan lahan perkebunan. Dan, sinergi stakeholder pengendalian kebakaran semakin erat baik ditingkat pusat, daerah korporasi dan perkebunan,” lanjutnya.
Seperti diketahui, saat ini Sikarla Padam masih dalam bentuk web, pada tahap selanjutnya akan dikembangkan menjadi aplikasi berbasis android menampilkan hot spot dan peta perkebunan lainnya.
Dikatakan Ali, data kebakaran lahan perkebunan menunjukkan fakta. “Umumnya kebakaran terjadi di wilayah budidaya di lahan perkebunan salah satu upaya untuk memperkuat penanganan kebakaran di lahan perkebunan yaitu menyediakan sistem peringatan dini di lahan perkebunan. Oleh sebab itu diperlukan strategi nasional, khususnya dalam pengendalian dilahan perkebunan. Sistem peringatan dini di lahan perkebunan dapat dilakukan dengan pemantauan di titik panas (hot spot) secara berkala,” ujarnya menambahkan.
Brisma Renaldi, Widyaiswara Ahli Utama Lembaga Administrasi Negara (LAN). Sikarla Padam adalah terobosan dari Direktorat Perlindungan Perkebunan sebagai upaya untuk pencegahan kebakaran lahan perkebunan.
“Aplikasi ini tidak hanya bermanfaat bagi Kementerian Pertanian melainkan untuk pengendalian kebakaran hutan. Selama ini belum maksimal dalam hal pengendalian kebakaran lahan dan hutan dan banyak peraturan yang belum implementatif yang berkaitan dengan kebakaran lahan dan kebun. Terutama dalam sinergi masih rendah, untuk itu perlu adanya terobosan. Aplikasi Sikarla Padam adalah sebuah Tool sehingga kebakaran lahan perkebunan bisa diantisipasi dan melakukan koordinasi dengan pihak tertentu,” ujar Brisma.
Sementara itu, Ardi Praptono Direktur Perlindungan Perkebunan sekaligus Leader Project Sikarla Padam mengatakan pihaknya berharap dengan aplikasi Sikarla Padam dapat memberikan manfaat dalam hal pencegahan kebakaran lahan perkebunan. Ini adalah stategi pengendalian kebakaran lahan perkebunan.
“Sikarla Padam adalah proyek perubahan adalah terkait pelatihan kepemimpinan II angkatan 18 yang diselenggarakan Kementerian Pertanian dan LAN RI. Pada proyek perubahan ini dengan dimentori oleh dan Plt Dirjenbun dan dan Pembimbing dari LAN RI,” kata Ardi.
Sikarla Padam disebut Ardi sebagai tindak lanjut dari arahan Presiden Joko Widodo pada Rakornas Pengendalian Kebakaran Lahan Perkebunan ada 6 poin yaitu Prioritas upaya pencegahan, Infrastruktur monitoring dan pengawasan hingga tingkat bawah, Mencari solusi permanen untuk mencegah dan menangani masalah Karhutla di masa mendatang, Penataan ekosistem Gambut dalam kawasan hidrologi gambut terus dilakukan, Jangan biarkan api membesar, Lakukan penegakan hukum tanpa kompromi.
“Melalui Sikarla Padam Direktorar Perlindungan Perkebunan dengan tujuan baik jangka panjang (Kebijakan dan pengendalian), menengah (gran desain dan pedoman) dan pendek (penyusunan pedoman pengendalian lahan dan kebun) dan meningkatkan kinerja dengan aplikasi Sikarla Padam. Proyek Perubahan ini akan meningkatkan kemampuan kinerja Direktorat perlindungan Perkebunan dengan memanfaatkan teknologi digital. Dengan sinergi antar lembaga akan tercipta pengendalian kekabaran lahan dan kebun yang mampu didukung semua pihak untuk berpartisipasi dalam melaksanakan arahan dari Presiden Joko Widodo,” jelas Ardi.