JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Tingginya biaya angkut TBS (Tandan Buah Segar) sawit ikut berdampak kepada harga beli di petani. Berpijak dari persoalan ini, Ketua Umum Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), Dr. Gulat ME Manurung, menguraikan biaya operasional untuk ongkos angkut TBS dan CPO termasuk tinggi di Riau. Awalnya, kehadiran tol baru diharapkan membuat kegiatan logistik sawit lebih efisien dan mudah.
Tetapi kenyataannya seperti dikatakan Gulat, truk sawit baik itu TBS dan CPO dilarang masuk ke ruas tol Pekanbaru – Dumai yang diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada awal Januari 2023.
“Salah satu penyebab biaya operasional yang tinggi dalam industri kelapa sawit adalah biaya transportasi TBS dan minyak sawit mentah (CPO) yang tinggi,” ujar Gulat.
Dalam presentasinya, Gulat menguraikan biaya angkut TBS rerata Rp 1,8 juta per hektare per tahun di provinsi Riau. Padahal dalam komponen penetapan harga TBS, biaya angkut ini dimasukkan dalam biaya operasional perusahaan yang ditanggung oleh petani.
Usulan ini disampaikan Gulat Manurung dalam Forum Group Discussion (FGD) “Jaga Zapin sebagai bagian dari upaya mengatasi permasalahan di sektor perkebunan sawit di Provinsi Riau, serta dalam rangka penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Bupati/Wali kota dan Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) di seluruh wilayah Riau.
Ruas Tol Pekanbaru – Dumai dikelola oleh PT Hutama Karya (Persero) yang diperkirakan sepanjang 140 km. Salah Satu alasan perusahaan melarang truk sawit lewat karena ingin mencegah masuknya truk dengan muatan berlebih atau over dimension dan overload (ODOL).
Gulat menjelaskan faktor yang berperan dalam hal ini adalah larangan truk pengangkut TBS dan CPO untuk melintasi jalan tol. Hal ini telah menyebabkan biaya angkutan menjadi lebih mahal.
“Kami berharap kepada Presiden Joko Widodo melalui Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Riau, Supardi, untuk berkomunikasi dengan Dinas Perhubungan (Dishub) agar truk pengangkut kelapa sawit diizinkan untuk melintasi jalan tol, terutama dalam perjalanan menuju Kota Dumai.
Padahal saat meresmikan Tol Pekanbaru – Dumai, Presiden Jokowi berpesan dengan adanya jalan tol tersebut konektivitas antara ibu Kota Provinsi Riau dengan Kota Dumai dapat meningkat sekaligus mendukung tumbuhnya industri dan sentra ekonomi di wilayah itu.
“Saya titip kepada pemerintah daerah dan warga masyarakat Pekanbaru – Dumai agar memanfaatkan infrastruktur ini sebaik-baiknya. Jadikan modal untuk mengembangkan lebih banyak lagi peluang usaha dan sarana untuk meningkatkan pemerataan kesejahteraan masyarakat,” ucap Presiden mengakhiri sambutannya.
Senada dengan Presiden, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit mengatakan dengan tersambungnya ruas Tol Pekanbaru hingga Pangkalan diharapkan dapat menjadi tulang punggung Trans Sumatera yang menciptakan kawasan perekonomian baru di Provinsi Riau. Khususnya mendorong tumbuhnya industri perkebunan, pertambangan, dan industri turunannya di Kabupaten Kampar serta mendongkrak kawasan pariwisata Candi Muara Takus.