JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) mendukung penuh kebijakan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang mengecualikan informasi Hak Guna Usaha (HGU) sebagai data publik. Lantaran kebijakan ini diambil guna melindungi kepentingan nasional dan dunia usaha.
“Kami juga meminta pemerintah menindak tegas perusahaan yang bermain mata dengan Eropa. Terutama perusahaan yang mengorbankan kepentingan nasional ,”kata Gulat ME Manurung, Ketua Umum APKASINDO.
Sebelumnya, Menko Perekonomian, Darmin Nasution mencurigai ada pengusaha sawit yang ‘main mata’ dengan Uni Eropa. Perusahaan ini sengaja melakukannya demi kepentingan bisnis mereka. “Karena ada juga sekarang perusahaan-perusahaan yang mulai ‘main mata’ dengan sana (Eropa). Artinya, dia seperti ‘oke kalau saya buka (datanya), saya boleh ya jualan’ begitu,” ungkap Darmin seperti dilansir dari cnnindonesia.com.
Gulat mengatakan bahwa main mata merupakan hal biasa dalam perilaku bisnis tetapi jika main mata dengan mengorbankan kepentingan nasional ini tidak dapat dibiarkan. Di Indonesia, ada 5 perusahaan besar yang bermain dalam perdagangan CPO Internasional.
“Pemerintah harus mendeteksi siapa yang bermain mata supaya dapat ditindak tegas. Di saat pemerintah bersama GAPKI, APKASINDO, SAMADE, dan ASPEK PIR berjuang melawan kampanye negatif Uni Eropa. Lantas ada yang berkhianat, sebaiknya pengkhianat langsung di ‘kartu merah’,” tegasnya.
Ia pun sepakat putusan Menko Perekonomian yang mengecualikan data HGU kepada publik sebagaimana diatur dalam pasal 6 dan 7 UU 14/2008. Pasal tersebut menerangkan pengecualian kepada informasi yang sifatnya membahayakan negara dan terkait perlindungan usaha.
“Pak Darmin (Menko Perekonomian) sudah mengelompokkan ‘pemain mata’ ini sebagai ancaman serius, maka itu APKASINDO meminta kepada intelijen supaya mendeteksi dini siapa yang bermain mata ini,”pintanya.
Gulat menyebutkan bahwa APKASINDO sangat berkepentingan stabilnya harga CPO Dunia karena harga CPO berkorelasi positif dengan harga TBS khususnya di petani. Dengan adanya multi effect player dari penurunan harga CPO sangat luar biasa dampaknya kepada harga TBS petani.
“Jika penurunan harga TBS ini sangat kuat bantingannya maka 42% Petani Sawit Indonesia akan bangkrut miskin dan menjadi beban negara,”pungkasnya