JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) telah menginstruksikan petani sawit anggotanya di 22 provinsi se- Indonesia, untuk mengantisipasi kebakaran lahan di kebun sawit. Hal ini diungkapkan Ir. Gulat ME Manurung, MP, CAPO, Ketua Umum DPP APKASINDO saat menghadiri pertemuan yang diselenggarakan Dinas Perkebunan Riau, Jumat (5 Maret 2021).
“Isu kebakaran lahan dan hutan ini menjadi perhatian serius Apkasindo. Kami sudah berulang kali membahasnya, setiap rapat DPP yang diikuti 22 DPW Provinsi,” kata Gulat dalam keterangan tertulis.
Menurutnya, persoalan karhutla di Riau dan beberapa daerah di ndonesia telah menjadi perhatian sejak awal. Sebanyak 22 perwakilan DPW Apkasindo se-Indonesia juga telah membahas pencegahan karhutla. Kepada ketua DPW APKASINDO telah diminta agar mensosialisasikan kepada petani sawit supaya mematuhi regulasi pemerintah terkait pencegahan karhutla.
“Kami sepakat dan tegas untuk tidak ada api di lahan petani sawit. Patuhi larangan untuk tidak membuka lahan dengan cara bakar. Walaupun itu membersihkan pekarangan rumah yang ada di kebun,” jelas kandidat doktor lingkungan ini.
Gulat juga meminta tak ada lagi titik api di kawasan lahan petani sawit. Karena, kebakaran lahan berawal dari api-api kecil.
Ia menegaskan tidak mentolerir petani yang sengaja membakar lahan sebelum ditanami sawit. Jika ada petani yang melakukannya, Gulat menegaskan akan mengantarkan sendiri pelaku tersebut ke aparat penegak hukum.
“Kami dari Apkasindo sendiri yang akan mengantarkan langsung petani ke aparat penegak hukum jika masih buka lahan dengan cara membakar. Di 22 provinsi, sudah dibentuk relawan penanggulangan karhutla dan berkoordinasi dengan satgas setiap daerah,” ujar auditor ISPO ini.
Menurutnya, antar anggota APKASINDO perlu saling mengingatkan satu sama lain sekalipun di daerah nya curah hujan masih tergolong tinggi. Caranya manfaatkan aplikasi seperti Whatsapp Group (WAG).
“Ingat, persoalan asap dan titik api bukan cuma tanggungjawab Polisi, TNI maupun Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) setempat, tapi tanggung jawab kita semua, termasuk Apkasindo,” tegasnya.
Cara lainnya, seperti di Riau sudah aplikasi Dashboard Lancang Kuning (DLK) di handphone masing-masing.”Aplikasi ini canggih dan real time dan sudah dipakai hampir semua stakeholder. Jadi, saya meminta juga kepada Ketua DPW untuk memerintahkan semua pengurus DPD mendownload aplikasi itu,” pintanya.
Ia mengakui aplikasi DLK akan membantu petani sawit bisa lebih cepat melaporkan potensi titik api, lebih cepat tahu di mana titik titik api dan lebih cepat pula membantu memadamkan. Tujuannya mempercepat dan mempermudah koordinasi dengan aparat pemerintah setempat.