PALU, SAWIT INDONESIA – Dewan Pimpinan Wilayah Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) se-Sulawesi dan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Sulawesi menandatangani nota kesepahaman Pembinaan Kemitraan Permanen di Hotel Swiss Bell, Palu, Jumat (20 November 2020). Kerjasama ini merupakan turunan dari kesepakatan GAPKI dan APKASINDO pada 2017 lalu.
Dalam penandatanganan nota kesepahaman ini diwakili Siswanto (Ketua DPW APKASINDO Sulawesi Tengah), Badarudin Puang Sabang (Ketua DPW APKASINDO Sulawesi Selatan), Andi Kasruddin Raja Muda (Ketua DPW APKASINDO Sulawesi Barat), Mansyur (Ketua DPW APKASINDO Sulawesi Tenggara), dan Muhadjir Laindi (Ketua DPW APKASINDO Gorontalo). Dari pihak GAPKI, penandatangan diwakili Doni Yoga Perdana (Ketua GAPKI se-Sulawesi).
Kerjasama kemitraan ini dilakukan di sela pengukuhan Siswanto sebagai Ketua DPW APKASINDO Sulawesi Tengah beserta jajaran pengurus oleh Ir. Gulat ME Manurung, MP, CAPO. Hadir dalam pengukuhan ini antara lain Mulyono (Pelaksana Harian (PLH) Sekda Sulawesi Tengah), Mayjen TNI (Purn) Erro Kusnara (Dewan Pembina DPP APKASINDO), dan Rino Afrino (Sekjen DPP APKASINDO).
Mulyono, Pelaksana Harian (PLH) Sekda Sulawesi Tengah mengapresiasi kerjasama kemitraan ini yang berjalan diantara perusahaan dan petani sawit yang diwakili kedua organisasi. Kemitraan ini akan bermanfaat dalam rangka meningkatkan produktivitas kelapa sawit terutama rakyat.
“GAPKI dan Apkasindo melalui MoU ini diharapkan mampu mengubah pola pikir dan menjadikan petani lebih cerdas dalam pengelolaan kebun. Cerdasnya petani akan membuat mereka lebih maju. Selain itu, produksi akan lebih sehingga kesejahteraan petani meningkat,”ujarnya saat memberikan sambutan.
Siswanto mengatakan petani kelapa sawit di Sulawesi Tengah sederhana tidak neko-neko yang penting harga bagus. “Insyallah petani akan sejahtera. Di Morowali, harga sudah tembus Rp 1800 per kilogram, di atas ketetapan dinas perkebunan provinsi sebesar Rp 1.520 per kilogram. Walaupun di kabupaten lain, masih ada yang harganya di bawah ketetapan,” ujar Siswanto.
Siswanto berharap kehadiran Sekda Sulteng di acara pengukuha dapat membantu harga TBS petani. “Kami ingin setara dan sejajar berkaitan harga. Kami selaku Ketua DPW Sulteng. Tentu memberikan apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Gapki Sulawesi sebagai mitra kami,” harapnya.
Okta Ariwibawa, Wakil Ketua Gapki Sulawesi sangat setuju konsep kesetaraan yang diusung APKASINDO. “Bagi Gapki, petani sawit adalah saudara kami. Tidak ingin gontok-gontokan. Terkait harga sawit, kam bisa berikan harga bagus. Syaratnya, berikan kami kualitas buah terbaik,” pinta Okta.
Ia pun mengusulkan supaya petani anggota APKASINDO membentuk kelembagaan koperasi. Tujuannya menghindari pembelian buah sawit melalui tengkulak. Perusahaan anggota Gapki sangat terbuka untuk membeli buah langsung dari petani. Syaratnya bentuk kelompok tani. Dengan begitu, pabrik membeli sesuai harga ditetapkan pemerintah provinsi. Bahkan bisa lebih asalkan harga bagus. “MoU ini serius menyikapi kemitraan semoga kemitraan ini bsia kita wariskan,” ungkapnya.
Gulat ME Manurung, Ketua Umum DPP Apkasindo menjelaskan bahwa kemitraan sangat dibutuhkan petani sawit. Karena tujuannya memberikan kepastian, nilai tambah bagi yang bermitra, pertumbuhan ekonomi, pemerataan serta pemberdayaan masyarakat serta usaha kecil.
Saat ini, kata Gulat, prinsip kesetaraan harus diutamakan dalam kemitraan antara petani dan perusahaan. Prinsip setara ini sebagai jalan keluar atas permasalahan kemitraan yang terjadi di masa sebelumnya seperti persoalan keterbukaan, pergeseran komitmen, dan persoalan biaya operasional.
Mayjen TNI (Purn) Erro Kusnara mengatakan kemitraan ini menjadi penting dalam upaya mencapai target Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo seluas 500 ribu hektar. “Sawit merupakan penopang ekonomi Indonesia termasuk petani. Sudah menjadi tanggung jawab untuk sejahterakan petani,” pungkasnya menutup pembicaraan.